digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Shafira Salma Azzahra
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Terdapat pergeseran paradigma dalam memandang permukiman kumuh sebagai peluang untuk penataan kota dan pemberdayaan masyarakat yang lebih holistik sekaligus demokratis alih-alih sebagai momen pembasmian kegagalan dan ketidakpatuhan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2018 mulai menunjukkan itikad melibatkan dan memanusiakan masyarakat dalam upaya penataan permukiman kumuh yang dibingkai dalam pencanangan program partisipatif CAP (Community Action Plan), CIP (Collaborative Implementation Plan), dan penetapan Kampung Prioritas. Akan tetapi, belum terdapat studi yang meninjau efektivitas dari implementasi-implementasi program yang telah dilakukan, baik dari segi penerapan konsep partisipatif maupun kontribusi hasil nyata bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap keberhasilan, kepuasan, dan keberlanjutan dari program penataan permukiman kumuh partisipatif yang diselenggarakan oleh pemerintah pada tiga lokus permukiman kumuh DKI Jakarta. Identifikasi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, di mana data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara, sedangkan data primer bersumber dari laporan akhir program dan situs resmi yang relevan. Hasil temuan studi memberikan gambaran bahwa keberjalanan dan hasil program pada tiap-tiap lokasi studi berbeda satu sama lain meskipun berada dalam satu naungan dasar regulasi yang sama. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor kekhususan permasalahan yang dimiliki oleh setiap lokasi studi, keberagaman karakter masyarakat, ukuran kapasitas mitra pelaksana program, serta respon dan perlakuan pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat. Dalam keberjalanan program yang dimaksudkan dapat mengedepankan konsep partisipatif tersebut, terdapat pula perbedaan ukuran ruang partisipasi dan tingkat keterlibatan masyarakat yang kemudian berdampak pada ketercapaian program dalam mengatasi akar permasalahan kekumuhan dan tujuan awal program. Kompleksitas tersebut menciptakan persepsi di kalangan masyarakat tentang apa yang menjadikan program dikatakan berhasil dalam memberi kontribusi pada kehidupan mereka di permukiman kumuh, serta apa yang sebenarnya dianggap memuaskan tentang pelibatan dan hasil dari program. Muncul pula daftar elemen yang dianggap dapat menjaga keberlanjutan upaya penataan permukiman kumuh ketika program telah usai dilaksanakan, yaitu mencakup adanya kemauan dan kesadaran dari internal masyarakat, legacy yang ditinggalkan oleh program, serta eksistensi dasar regulasi yang mengikat.