Indonesia, negara yang terdiri dari kepulauan dan terletak antara tiga pertemuan
lempeng besar, yaitu: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng
Pasifik. Keberagaman arsitektur yang menantang, membuat bangunan vertikal
dengan memiliki ketidakberaturan torsi. Metode yang dipakai respon spektra, linier
riwayat waktu, dan non-linier riwayat Waktu, merupakan metode yang banyak
dipakai. Pada metode-metode yang ada, dalam perencanaan, khususnya
perencanaan struktural bangunan bertingkat akan menemui gedung dengan yang
memiliki ketidakberaturan torsi, dan seringkali dihindari untuk mempermudah
analisa dengan cara merubah tata letak dari elemen struktur maupun bentuk dari
bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang
terjadi dari ketiga metode tersebut terhadap bangunan yang memiliki
ketidakberaturan torsi. Perbedaaan yang dilihat pada ketiga metode tersebut,antara
lain : perilaku bangunan, simpangan, serat gaya geser dasar yang terjadi. Hasil
Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dengan adanya ketidakberaturan torsi
pada bangunan akan memberikan gaya tambahan pada setiap arahnya, serta adanya
perbesaran simpangan pada arah bangunan yang memiliki torsi, dengan faktor
pembesaran torsi 1,1 membuat hasil antara tiga metode analisis menunjukkan
respon spektra lebih koservatif.