digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kosmetik yang umum digunakan di Indonesia adalah kosmetik yang digunakan untuk memutihkan kulit atau whitening. Asam traneksamat sebagai agen pemutih terdapat pada berbagai sediaan, salah satunya adalah sediaan serum wajah. Penggunaan asam traneksamat pada sediaan topikal dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Di Indonesia, BPOM mengatur konsentrasi tertinggi asam traneksamat yang diperbolehkan dalam sediaan topikal adalah 3%. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode analisis yang dapat mengukur kadar asam traneksamat. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan metode untuk pengukuran kadar asam traneksamat dalam sediaan serum wajah menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Penelitian dimulai dengan optimasi fase gerak, uji kesesuaian sistem, dan validasi metode analisis meliputi selektivitas, linearitas, dan presisi. Berdasarkan hasil optimasi, analisis asam traneksamat dalam sampel serum wajah dilakukan dengan proses derivatisasi menggunakan larutan 0,2% ninhidrin dalam metanol. Pada penelitian ini digunakan fase gerak asetonitril – 20 mM dapar asetat pH 5 (25:75, v/v) dengan metode isokratik, fase diam kolom Agilent ZORBAX Eclipse C18 , volume injeksi 20 ?L, laju alir 0,9 mL/menit, dan panjang gelombang deteksi 568 nm. Parameter linearitas dinyatakan sebagai koefisien korelasi 0,999 dalam rentang konsentrasi 4 – 24 ?g/mL. Batas deteksi dan batas kuantisasi asam traneksamat diperoleh sebesar 1,02 dan 3,40 ?g/mL. Nilai perolehan kembali akurasi berada dalam rentang 97,57 - 101,96 %. Pada pengujian presisi Intraday dan Interday diperoleh simpangan baku relatif masing-masing sebesar 1,081 dan 1,091 %.. Metode analisis yang telah divalidasi kemudian digunakan untuk mengukur kadar serum wajah asam traneksamat di perdagangan dengan kadar sampel antara 0,703 – 3,082 %.