Kosmetik yang umum digunakan di Indonesia adalah kosmetik yang digunakan untuk memutihkan
kulit atau whitening. Asam traneksamat sebagai agen pemutih terdapat pada berbagai sediaan,
salah satunya adalah sediaan serum wajah. Penggunaan asam traneksamat pada sediaan topikal
dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan iritasi pada kulit. Di Indonesia, BPOM mengatur
konsentrasi tertinggi asam traneksamat yang diperbolehkan dalam sediaan topikal adalah 3%. Oleh
karena itu, diperlukan suatu metode analisis yang dapat mengukur kadar asam traneksamat. Pada
penelitian ini dilakukan pengembangan metode untuk pengukuran kadar asam traneksamat dalam
sediaan serum wajah menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Penelitian dimulai
dengan optimasi fase gerak, uji kesesuaian sistem, dan validasi metode analisis meliputi selektivitas,
linearitas, dan presisi. Berdasarkan hasil optimasi, analisis asam traneksamat dalam sampel serum
wajah dilakukan dengan proses derivatisasi menggunakan larutan 0,2% ninhidrin dalam metanol.
Pada penelitian ini digunakan fase gerak asetonitril – 20 mM dapar asetat pH 5 (25:75, v/v) dengan
metode isokratik, fase diam kolom Agilent ZORBAX Eclipse C18 , volume injeksi 20 ?L, laju alir 0,9
mL/menit, dan panjang gelombang deteksi 568 nm. Parameter linearitas dinyatakan sebagai
koefisien korelasi 0,999 dalam rentang konsentrasi 4 – 24 ?g/mL. Batas deteksi dan batas kuantisasi
asam traneksamat diperoleh sebesar 1,02 dan 3,40 ?g/mL. Nilai perolehan kembali akurasi berada
dalam rentang 97,57 - 101,96 %. Pada pengujian presisi Intraday dan Interday diperoleh simpangan
baku relatif masing-masing sebesar 1,081 dan 1,091 %.. Metode analisis yang telah divalidasi
kemudian digunakan untuk mengukur kadar serum wajah asam traneksamat di perdagangan
dengan kadar sampel antara 0,703 – 3,082 %.