Tugas akhir ini berisi analisis kelaiktabrakan kereta cepat yang sedang dikembangkan di Indonesia untuk menjamin keselamatan penumpang sesuai regulasi yang ada. Salah satu cara agar kereta laik tabrak adalah dengan pemilihan material yang tepat untuk carbody dimana maskara termasuk didalamnya. Material yang dipertimbangkan untuk digunakan sebagai material maskara adalah Glass Fibre Reinforced Polymer (GFRP) dengan ketebalan 10 mm. Sebagai bahan perbandingan, dilakukan juga kajian penyerapan energi oleh maskara dengan material aluminium Al6061-T6 dengan ketebalan 10 mm dan 3 mm.
Perbandingan penyerapan energi oleh maskara saat terjadi tabrakan dilakukan menggunakan simulasi numerik. Agar mendapatkan hasil simulasi yang akurat, sifat mekanik material aluminium dan GFRP diuji melalui uji tarik. Untuk GFRP, dilakukan juga uji densitas dan uji bakar. Data sifat mekanik kedua material tersebut digunakan dalam model numerik yang dikembangkan berdasarkan data PT.INKA.
Simulasi tabrakan kereta dilakukan pada kecepatan 36 km/jam sesuai regulasi SNI 8826. Hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk ketebalan yang sama, 10 mm, penyerapan energi oleh maskara aluminium lebih besar dibandingkan dengan maskara GFRP. Untuk material yang sama namun dengan ketebalan yang berbeda, aluminium 10 mm dan 3 mm, semakin tipis maskara semakin kecil energi yang diserap. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penyerapan energi oleh maskara dengan ketebalan 10 mm cukup dominan sementara seharusnya penyerapan energi dilakukan oleh coupler dan sistem crash energy management.