Perubahan iklim telah menjadi keprihatinan global, dan pada Konferensi Ke-21
para Pihak (COP 21) yang diselenggarakan di Paris pada tahun 2015, negara-
negara peserta sepakat untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan
menggantinya dengan energi terbarukan untuk mencapai Emisi Karbon Netto Nol pada tahun 2060. Adaro Energy Indonesia (AEI) adalah perusahaan penghasil batu bara (Energi Fosil), dan perusahaan ini telah menyiapkan diversifikasi bisnis ke bisnis non-batu bara. Langkah pertama adalah diversifikasi bisnis ke proyek Pabrik Aluminium.
Makalah ini berfokus pada meningkatkan strategi transformasi Adaro dalam upaya diversifikasi bisnis yang sedang berlangsung, khususnya Proyek Pabrik
Aluminium. Makalah ini menjelajahi kondisi terkini dari transformasi Adaro,
mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki, dan memberikan rekomendasi
strategis untuk memperkuat strategi transformasi.
Evaluasi dilakukan menggunakan teori Lima Kekuatan Michael Porter untuk
analisis pasar, teori PESTLE (Politik Ekonomi Sosial Teknologi Hukum
Lingkungan) untuk analisis pemindaian eksternal, teori Manajemen Perubahan
Organisasi untuk analisis organisasi, dan teori Opportunities and Threats (SWOT
minus SW). Teori-teori ini digunakan bersama-sama untuk menangkap kondisi
strategi transformasi ideal Adaro. Teori SW (Kekuatan Kelemahan, yaitu SWOT
minus OT) dan Resource-Based View (RBV) digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan organisasi AEI. Dengan membandingkan kondisi strategi transformasi
ideal dengan situasi saat ini di AEI, area area yang memerlukan peningkatan dapat diidentifikasi.
Dengan menyempurnakan strategi ini, penulis yakin bahwa Adaro akan berhasil
menjalani proses diversifikasi bisnis dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh Proyek Pabrik Aluminium.