ABSTRAK Yusuf Hikmah Setyo Adi
PUBLIC Alice Diniarti
COVER Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Yusuf Hikmah Setyo Adi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Kakao adalah komoditas andalan perkebunan di Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Salah satu wilayah di NTB yang memproduksi kakao adalah Kabupaten Lombok Utara. Namun
terdapat permasalahan yaitu kualias kakao di tingkat petani masih rendah. Salah satu solusinya adalah
dengan melakukan fermentasi. Fermentasi pada biji kakao bertujuan untuk membentuk senyawa- senyawa
prekusor citarasa dan aroma. Biasanya fermentasi kakao yang dilakukan oleh petani kakao adalah fermentasi
alami yang memiliki konsistensi mutu, citarasa, dan aroma yang tidak konsisten dan rendah. Salah satu
mikroba yang dapat mempengaruhi proses fermentasi adalah bakteri asam laktat (BAL). Berdasarkan
penelitian sebelumnya, BAL dengan kode H5B7-1 hasil isolasi dari fermentasi alami di KLU dipilih sebagai
starter kultur karena mendominasi setiap hari dan memiliki aktivitas enzim amilolitik tertinggi. Oleh karena
itu, perlu dilakukan optimasi dan standardisasi proses fermentasi kakao di Lombok. Tujuan dari penelitian
ini adalah Tujuan dari penelitian terdiri dari tiga tujuan. Tujuan pertama adalah menentukan pengaruh
konsentrasi starter kultur BAL variasi 5%, 10%, dan 15% (w/v) berdasarkan parameter kadar air, kualitas
biji, indeks fermentasi, dan organoleptik, menentukan lama waktu fermentasi terbaik berdasarkan parameter
indeks fermentasi dan menentukan konsentrasi polifenol tertinggi dari penambahan starter kultur BAL
variasi 5%, 10%, dan 15% (w/v). Fermentasi menggunakan inokulum bakter asam laktat (BAL) dengan
kepadatan 3,4 x 109CFU/ml dan suhu dijaga konstan 370C. Fermentasi dilakukan selama 5 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi inokulum dan lama waktu fermentasi dapat mempengaruhi
kualitas biji yang dihasilkan. Perlakuan BAL optimum dengan konsnetrasi 10% (w/v) dengan lama waktu
fermentasi 4 hari, kepadatan kultur 3,4 x 109CFU/mL dan suhu 37 °C menghasilkan indeks fermentasi
sebesar 75%, kadar air 3,65%, indeks rata-rata organoleptik tertinggi dan kulitas yang hampir sama dengan
bubuk kakao kormesil grade A. Jandungan total polifenol tertinggi didapatkan oleh perlakuan 10% dengan
total fenol 108,742 mg GAE.Kemudian lama waktu fermentasi dapat dipersingkat menjadi 4 hari dengan
indeks fermentasi 75%. Sedangkan nilai IC50 terbaik didapatkan oleh perlakuan 15% yang difermentasi
selama 4 hari dengan nilai IC50 adalah 2,94 ppm.