Minyak serai wangi merupakan salah satu komoditas minyak atsiri dengan kebutuhan
pasar dunia sebesar 2.000-2.500 ton pertahun. Permintaan kebutuhan minyak serai wangi
memiliki kemungkinan peningkatan 3-5% tiap tahunnya. Sebelum dijual, minyak serai
wangi harus memiliki kualitas sesuai standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan SNI,
dibutuhkan minimal setidaknya 35%-berat sitronelal yang terkandung dalam minyak
serai wangi. Alat modern yang digunakan untuk mengukur kadar sitronelal adalah Gas
Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS), tetapi analisis dengan GC-MS
memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan
pengembangan metode pengujian kualitas minyak serai wangi yang tidak bergantung
kepada penggunaan instrumen yang memerlukan keahlian khusus dengan modal yang
terjangkau bagi petani. Dua metode analisis kuantitatif sederhana untuk mengukur kadar
aldehid dalam minyak adalah metode bisulfit dan metode sulfit netral. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji penerapan metode bisulfit dan sulfit netral dalam pengukuran
kadar sitronelal minyak serai wangi. Sasaran dari penelitian ini adalah untuk menguji
ketelitian metode yang bisulfit dan sulfit netral dengan hasil analisis menggunakan GCMS
serta memperkirakan biaya pengukuran dari metode bisulfit dan sulfit netral.
Berdasarkan hasil penelitian, metode bisulfit dan sulfit netral dinilai belum layak untuk
diterapkan sehingga dibutuhkan perbaikan sebelum dapat digunakan secara komersial.
Metode bisulfit dipilih sebagai metode yang memiliki ketelitian paling baik dan paling
murah dari segi biaya dibandingkan metode sulfit netral. Adapun saran yang dapat
disampaikan adalah diperlukannya alat hasil modifikasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pemanasan dari reaksi.