Abstrak Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Cover Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 1 Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 2 Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 3 Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 4 Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Bab 5 Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Daftar Pustaka Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi Lampiran Putra Mesra 22010016.pdf
PUBLIC Dedi Rosadi
Lapangan Nata adalah lapangan gas dan kondensat terbesar yang terletak di
bagian timur dari Delta Mahakam modern. Lapangan ini yang terletak diantara
Lapangan Peciko-Bekapai (dioperasikan oleh Total Indonesie) di bagian selatan dan
Lapangan Attaka (dioperasikan oleh Chevron) di bagian utara. Lapangan ini memanjang
di sumbu tengah Delta Mahakam, berarah timur laut – barat daya, dengan lebar 15 km
dan panjang 75 km, meliputi area seluas 1130 km2 Reservoar di Lapangan Nata dibagi menjadi dua zona oleh marker regional
1a/MF6, yaitu Zona Utama (Nata Main Zone) dan Zona Dangkal (Nata Shallow Zone).
Pengembangan Lapangan Nata saat ini dilanjutkan pada Zona Dangkal, yang pada
tahapan pengembangan lapangan sebelumnya dianggap sebagai zona hazard karena
kandungan gasnya. Zona Dangkal di Lapangan Nata merupakan interval yang diisi oleh
penumpukan endapan fluvial dan delta yang berumur Miosen Akhir – Pliosen.
Data batuan inti pemboran memperlihatkan dua manifestasi endapan alur yaitu
alur fluvial dan distributary channel, namun distribusi lateral kedua endapan ini belum
diketahui. Di sisi lain, pemodelan reservoar direncanakan dengan metode deterministik
sehingga membutuhkan parameter geometri endapannya yang menjadi target reservoar
utama pada Zona Dangkal di Lapangan Nata. Data seismik memberikan gambaran lateral suatu reservoar dalam bentuk
anomali blue over red, yang merupakan akibat dari kandungan fluida gas yang
terperangkap dalam reservoar. Anomali seismik tersebut memperlihatkan dua bentuk
geometri yang berbeda. Pengukuran geometri terhadap anomali seismik reservoar gas
tersebut memberikan kumpulan data yang dapat dianalisa dengan metode statistika
Berdasarkan analisa statistik didapatkan 3 kelompok populasi data yang
menggambarkan endapan alur tertentu, yaitu kelompok A, B dan C. Kelompok A yang
memiliki nilai rasio lebar/tebal 6 – 36, besaran sinusitas 1.17 dan ketebalan rata-rata 16
m diinterpretasi sebagai endapan alur fluvial. Kelompok B yang memiliki nilai rasio
lebar/tebal 7 – 26, besaran sinusitas 1.04, dan ketebalan rata-rata 13 m diinterpretasi
sebagai endapan distributary channel pada paparan delta atas. Kelompok C yang
memiliki rasio tebal/lebar 20 – 165, besaran sinusitas 1.17 dan ketebalan rata-rata 5 m
diinterpretasi sebagai endapan distributary channel pada paparan delta bawah.
Geometri yang ditemukan tersebut dipengaruhi oleh arah pengendapan, posisi
geografis dan stratigrafi yang berkembang di Lapangan Nata. Arah pengendapan yang
terdapat pada area puncak Zona Dangkal Nata relatif berarah barat-laut – tenggara,
dibandingkan pada arah barat – timur. Arah ini berpengaruh pada nilai rasio lebar/tebal
yang lebih besar pada delta bagian utara, dibandingkan pada delta bagian selatan.