Jumlah kecelakaan perlintasan kereta api yang melibatkan pengendara sepeda
motor sangat tinggi dibandingkan jenis pengguna jalan lainnya. Tujuan dari studi
ini yaitu untuk mempelajari perilaku pengendara sepeda motor dalam melanggar
perlintasan kereta api pada situasi siklus menutupnya pintu kereta api. Sebanyak
259 orang berpartisipasi dalam studi dengan mengisi kuesioner daring yang
diadaptasi dari theory of planned behavior dalam tiga situasi siklus menutupnya
pintu kereta api. Kuesioner menggunakan skala Likert lima poin yang kemudian
diolah menggunakan analisis deskriptif, statistika inferensial, dan structural
equation modelling (SEM). Observasi lapangan juga dilakukan untuk mengukur
tingkat pelanggaran pada waktu sibuk dan non sibuk. Hasil dari studi ini yaitu,
attitude, past behavior dan traffic environments memengaruhi perilaku berisiko
pengendara sepeda motor di seluruh situasi. Faktor demografi berupa pekerjaan,
frekuensi melewati perlintasan, dan jenis perlintasan memengaruhi pelanggaran
self-report dan juga intensi melanggar. Dengan meningkatkan risiko, ditemukan
bahwa intensi melanggar, frekuensi pelanggaran self-report, dan tingkat
pelanggaran berdasarkan observasi, berkurang secara signifikan.