digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bidens pilosa merupakan tumbuhan invasif yang berasal dari benua Amerika bagian tengah dan selatan. Tumbuhan ini tersebar ke seluruh belahan dunia mulai dari kawasan temperata, tropis, hingga kota Bandung. Karakteristik populasi B. pilosa belum banyak dideskripsikan. Informasi ekologi ini sangat penting untuk pengelolaan tumbuhan invasif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakter populasi B. pilosa dan pemetaan distribusinya di Kota Bandung. Pengamatan dilakukan secara acak menggunakan plot kuadrat berukuran 1x1 m di delapan tapak (3 titik, total 24 titik) di Kota Bandung. Parameter yang diamati adalah jumlah individu pada tiga tahapan hidup (semai, fase reproduktif, dan fase non reproduktif) dan jumlah perbungaan atau florets per individu. Parameter lingkungan yang diukur meliputi suhu udara (°C) kelembaban udara (%), intensitas cahaya (Lux), ketinggian lokasi (mdpl), kadar air tanah (%), dan koordinat. Data dianalisis dengan metode PCA dan Cluster analysis, serta pembuatan peta sebaran menggunakan metode IDW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total individu yang ditemukan sebanyak 1831. Individu yang paling banyak ditemukan di Arcamanik (652), kemudian Cigadung (626), GBLA-Tol (253), Panyileukan (135), Cipadung Wetan (78), GBLA-Sungai (39), Padasaluyu Utara (28), dan Rel Kereta Panyileukan (20). Individu semai paling banyak ditemukan di Cigadung dan Arcamanik, namun individu berbunga paling banyak ditemukan di Rel Kereta dan GBLA-Sungai. Bidens pilosa memiliki kemampuan menghasilkan florets sekitar 61/individu. Spesies ini memiliki strategi hidup Ruderal yang mampu hidup di kondisi klimatik dengan kisaran yang sangat luas. Hasil analisis menggunakan PCA dan Clustering diketahui terdapat 2 kelompok besar yaitu kelompok pertama (Panyileukan, Cipadung Wetan, GBLA-Tol, GBLA-Sungai, dan Cigadung) serta kelompok kedua (Rel Kereta Panyileukan, Arcamanik, dan Padasaluyu Utara). Kelompok pertama memiliki kesamaan karakter kondisi kelembaban udara dan kelompok 2 berkumpul karena kesamaan suhu udara dan intensitas cahaya. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa B. pilosa banyak tersebar di kawasan terbuka, pemukiman, dan kawasan pertanian. Karakteristik ekologi B. pilosa yang mampu bereproduksi dengan cepat dan juga dapat menyebar dengan luas di kawasan Kota Bandung menyebabkan populasi ini harus dikontrol dengan baik untuk menurunkan tingkat keinvasifannya.