digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Astari Prabandani
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Sistem teknologi bioflok dan suplementasi pakan sinbiotik merupakan salah satu alternatif dalam budidaya udang putih (Litopenaeus vannamei) terutama untuk mengatasi permasalahan pada budidaya konvensional seperti hasil budidaya yang tidak konsisten, kualitas air yang buruk, dan rentan terhadap infeksi Vibrio. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh aplikasi sistem bioflok dan suplementasi pakan sinbiotik terhadap performa pertumbuhan udang putih, komunitas mikroba hepatopankreas, serta kesintasan terhadap Vibrio parahaemolyticus. Pengondisian bioflok dilakukan dengan mikroalga Chaetoceros calcitrans, bakteri Halomonas alkaliphila, dan konsorsium bakteri nitrifikasi. Pakan sinbiotik dibuat dari pakan komersial yang disuplementasi dengan Kappaphycus alvarezii, Spirulina sp., dan H. alkaliphila. Budidaya udang putih dilakukan selama 84 hari dengan 4 variasi perlakuan, yaitu sistem konvensional dengan pakan komersial (‘CK’), sistem konvensional dengan pakan sinbiotik (‘CS’), sistem bioflok dengan pakan komersial (‘BK’), dan sistem bioflok dengan pakan sinbiotik (‘BS’). Pada akhir budidaya, dilakukan uji tantang dengan menginjeksikan V. parahaemolyticus sebanyak 1,16 × 104 CFU/udang dan diinkubasi selama 27 jam. Dilakukan juga pengukuran parameter kualitas air (DO/dissolved oxygen, suhu, pH, TAN/total ammonium nitrogen, nitrit, dan nitrat), pengukuran parameter biologis (mean body weight, average daily growth, biomassa, kesintasan/survival rate, dan feed conversion ratio), dan analisis komunitas bakteri hepatopankreas udang putih melalui Next-Generation Sequencing (NGS). Hasil pengukuran kualitas air menunjukkan konsentrasi TAN dan nitrit pada sistem bioflok (‘BK’ dan ‘BS’) lebih rendah dibandingkan sistem konvensional (‘CK’ dan ‘CS’). Berdasarkan parameter biologis, nilai biomassa dan kesintasan pada perlakuan BK masing-masing adalah 560,51 ± 64,73 gr dan 83,64 ± 7,93%. Sementara itu, perlakuan BS mencapai 601,64 ± 106,77 gr dan 83,03 ± 13,89%. Nilai ini lebih tinggi secara signifikan (P<0,05) dibandingkan dengan perlakuan CK. Selain itu, hasil uji tantang menunjukkan kesintasan BK dan BS berada pada angka 70,00 ± 0,00%, yang lebih tinggi secara signifikan (P<0,05) dibandingkan perlakuan CK dan CS. Data ini didukung dengan hasil analisis komunitas mikroba hepatopankreas yang menunjukkan sistem bioflok dapat menstabilkan mikrobiota hepatopankreas saat uji tantang. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi sistem lebih berpengaruh terhadap hasil penelitian dibandingkan dengan variasi pakan. Sistem bioflok mampu menjaga kualitas air dan meningkatkan performa pertumbuhan udang putih, serta kesintasan terhadap infeksi V. parahaemolyticus melalui kestabilan bakteri di hepatopankreas..