Penyisihan kontaminan yang ada dalam limbah cair batubara merupakan proses
fisik yang tidak memiliki dampak besar terhadap karakteristik kimia dan biologi.
Penelitian terdahulu merekomendasikan proses pengolahan menggunakan metode
elektrokoagulasi karena keberhasilan penyisihan kontaminan nya yang cukup tinggi
dibandingkan dengan teknologi pengolahan lain. Penelitian ini memiliki tujuan
untuk menetukan besar pengaruh aliran selama proses elektrokoagulasi dalam
penyisihan Total Suspended Solid (TSS) dan dibandingkan dengan menggunakan
variasi kuat arus dan waktu retensi hidrolis. Konfigurasi reaktor yang digunakan
merupakan konfigurasi reaktor elektrokoagulasi kontinu dan menggunakan
elektroda alumunium sebanyak 12 buah sebagai anoda dan katoda. Variasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah variasi waktu retensi hidrolis yaitu 15 menit;
30 menit; 45 menit di dalam reaktor elektrokoagulasi kontinu berkapasitas 15 L,
sehingga laju aliran yang didapat adalah sebesar 1 L/menit; 0,5 L/menit; 0,3
L/menit dengan variasi kuat arus sebesar 2 Ampere; 4 Ampere; 6 Ampere. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses elektrokoagulasi dapat menyisihkan kadar
TSS. Variasi 1 L/menit dengan kuat arus 2 Ampere mampu menyisihkan TSS
sebesar 96,43% dengan konsentrasi awal sebesar 1260,1 mg/L menjadi 45 mg/L,
kadar tersebut telah memenuhi baku mutu dari Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Timur Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemarain Air, namun masih diperlukan studi lebih lanjut
mengenai pengolahan lanjutan terkait lumpur yang terbentuk selama proses elektrokoagulasi.