digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nasha Annabiila Risqulia
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Produksi baja nasional yang diprediksi sebesar 15,8 juta ton di tahun 2023 oleh Indonesian Iron and Steel Association (IISA) tentunya akan meningkatkan produk sampingan berupa terak baja. Terak baja mengandung logam oksida yang dapat dimanfaatkan kembali, seperti kalsium. Pelindian kalsium dapat dilakukan melalui proses bioleaching. Hasil berupa Pregnant Leach Solution (PLS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dalam proses Microbially Induced Calcium Carbonate Precipitation (MICP) sebagai upaya menghadapi isu global warming akibat emisi gas rumah kaca. Studi terkait MICP menggunakan enzim Carbonic anhydrase sedang banyak dikembangkan. Oleh karena itu dilakukan percobaan serupa menggunakan bakteri Bacillus velezensis dengan sumber kalsium yang berasal dari terak baja PT Krakatau Posco. Optimasi waktu pelindian untuk percobaan bioleaching dilakukan terlebih dahulu untuk menghasilkan PLS sebagai sumber kalsium untuk percobaan Carbon Capture and Storage (CCS). Serangkaian percobaan CCS telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh persen inokulum enzim, pH, dan laju alir CO2. Pengaruh kondisi CCS dipelajari pada persen inokulum enzim 3%, 5%, dan 10%, dengan kecepatan agitasi 200 rpm, menggunakan laju alir CO2 sebesar 0,05 L/min, 0,1 L/min, dan 0,15 L/min pada pH lingkungan yang selalu dijaga pada pH 9, pH 11, dan pH 9 tanpa dijaga. Setiap percobaan CCS dilakukan selama 8 menit. Persen kalsium yang terkonversi sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi CCS secara periodik ditentukan dengan analisa Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) Persen ekstraksi Ca tertinggi dari terak baja melalui bioleaching menggunakan Bacillus altitudinis yaitu 11,644% pada hari ke-24 pelindian dan menurun signifikan dari hari ke-30 hingga hari ke-39. Pembentukan biomineral CaCO3 melalui MICP dengan memanfaatkan enzim Carbonic anhydrase (CA) dari Bacillus velezensis lebih cepat terjadi hingga menit ke-2, untuk menit selanjutnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena enzim yang digunakan berupa crude enzyme bukan pure enzyme. Pembentukan biomineral CaCO3 tercepat pada kondisi CCS menggunakan laju alir CO2 sebesar 0,15 L/min dengan 10% inokulum enzim pada pH 9 selama percobaan.