BAB 1 Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 2 Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 3 Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 4 Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
BAB 5 Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
PUSTAKA Nasha Annabiila Risqulia
EMBARGO  2030-12-31 
EMBARGO  2030-12-31 
Produksi baja nasional yang diprediksi sebesar 15,8 juta ton di tahun 2023 oleh
Indonesian Iron and Steel Association (IISA) tentunya akan meningkatkan produk
sampingan berupa terak baja. Terak baja mengandung logam oksida yang dapat
dimanfaatkan kembali, seperti kalsium. Pelindian kalsium dapat dilakukan melalui
proses bioleaching. Hasil berupa Pregnant Leach Solution (PLS) dapat
dimanfaatkan sebagai sumber kalsium dalam proses Microbially Induced Calcium
Carbonate Precipitation (MICP) sebagai upaya menghadapi isu global warming
akibat emisi gas rumah kaca. Studi terkait MICP menggunakan enzim Carbonic
anhydrase sedang banyak dikembangkan. Oleh karena itu dilakukan percobaan
serupa menggunakan bakteri Bacillus velezensis dengan sumber kalsium yang
berasal dari terak baja PT Krakatau Posco.
Optimasi waktu pelindian untuk percobaan bioleaching dilakukan terlebih dahulu
untuk menghasilkan PLS sebagai sumber kalsium untuk percobaan Carbon
Capture and Storage (CCS). Serangkaian percobaan CCS telah dilakukan untuk
mempelajari pengaruh persen inokulum enzim, pH, dan laju alir CO2. Pengaruh
kondisi CCS dipelajari pada persen inokulum enzim 3%, 5%, dan 10%, dengan
kecepatan agitasi 200 rpm, menggunakan laju alir CO2 sebesar 0,05 L/min, 0,1
L/min, dan 0,15 L/min pada pH lingkungan yang selalu dijaga pada pH 9, pH 11,
dan pH 9 tanpa dijaga. Setiap percobaan CCS dilakukan selama 8 menit. Persen
kalsium yang terkonversi sebagai fungsi waktu pada berbagai kondisi CCS secara
periodik ditentukan dengan analisa Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)
Persen ekstraksi Ca tertinggi dari terak baja melalui bioleaching menggunakan
Bacillus altitudinis yaitu 11,644% pada hari ke-24 pelindian dan menurun
signifikan dari hari ke-30 hingga hari ke-39. Pembentukan biomineral CaCO3
melalui MICP dengan memanfaatkan enzim Carbonic anhydrase (CA) dari
Bacillus velezensis lebih cepat terjadi hingga menit ke-2, untuk menit selanjutnya
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena enzim
yang digunakan berupa crude enzyme bukan pure enzyme. Pembentukan biomineral
CaCO3 tercepat pada kondisi CCS menggunakan laju alir CO2 sebesar 0,15 L/min
dengan 10% inokulum enzim pada pH 9 selama percobaan.