digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kanaya Gracella.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Kondisi topografi serta perkembangan kawasan perkotaan dan industri yang sangat pesat di daerah Sungai Citarum Hulu menyebabkan banyak permasalahan pencemaran air sungai. Berbagai program telah dilakukan untuk merestorasi sungai, yaitu Program Citarum Bergetar (2001-2003), Citarum Terpadu (2008- 2011), Citarum Bestari (2013-2018), dan Citarum Harum (2018-2025). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kualitas air Sungai Citarum Hulu berdasarkan 8 parameter kualitas air (pH, DO, BOD, COD, TSS, Nitrat, Total Fosfat, dan Fecal coli), Indeks Pencemar (IP), dan Indeks Kualitas Air (IKA) pada bulan basah dan kering tahun 2017-2021 sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup. Jika membandingkan data tahun 2017 dan 2021, hasil analisis 8 parameter di bulan basah dan kering menunjukkan seluruh parameter membaik, kecuali Nitrat dan Fecal coli. Hasil penentuan IP di bulan basah menunjukkan Wangisagara tetap di kategori Cemar Ringan dan Koyod tetap di kategori Cemar Sedang, Cisirung dan Nanjung meningkat menjadi Cemar Berat. Di bulan kering, Wangisagara tetap di Cemar ringan, Koyod dan Cisirung tetap di kategori Cemar Sedang, dan Nanjung meningkat menjadi Cemar Berat. Hasil perhitungan menunjukkan IKA Sungai Citarum Hulu di bulan basah dan kering mengalami penurunan namun masih berada di kategori Kurang. Nilai IKA di bulan basah di tahun 2017 dan 2021 adalah 35 poin dan 25 poin. Kemudian, IKA di bulan kering di tahun 2017 dan 2021 adalah 35 poin dan 30 poin.