digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nina Septiana
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Ventilasi pada kamar tidur yang hanya memiliki bukaan pada satu sisi bidang sangat tidak baik bagi kesehatan penghuni dalam ruang karena dapat menyebabkan penyakit terutama berkaitan dengan pernapasan, apalagi baru-baru ini pandemi Covid terjadi hampir ke seluruh dunia dengan gejala utama menyerang sistem pernapasan. Pergerakan udara dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan, jika pergerakan dalam ruang buruk maka akan menimbulkan penyakit dan mempengaruhi efektivitas pergerakan penghuni dalam ruang. Tujuan pada penelitian ini adalah mengidentifikasi efektivitas sistem ventilasi satu sisi di kamar tidur yang berukuran 3x2,2 meter. Metodologi penelitian ini bersifat semi eksperimental dengan pengukuran di lapangan dan dilanjutkan permodelan simulasi dengan software Ansys Fluent pada berbagai variasi ventilasi bukaan dan variasi interior untuk mengidentifikasi pergerakan aliran udara dan air exchange effectiveness dilanjutkan dengan analisis untuk mengetahui pengaruh tipe ventilasi, persentase bukaan, letak ventilasi bukaan dan panjang serta tinggi (rasio ukuran) ventilasi terhadap pergerakan udara dan air exchange effectiveness. Dalam kasus ini ruang kamar tidur dalam rumah tinggal dengan ukuran 3x2,2 meter dijadikan studi kasus yang hanya memiliki satu sisi bukaan ventilasi, penelitian dilakukan pada keadaan paling ekstrem dengan bukaan hanya pada jendela dan pintu kamar ditutup, terdapat 7 jenis variasi ventilasi dan 3 jenis variasi interior dengan total model yang disimulasikan adalah 21 model simulasi. Dengan berbagai tipe ventilasi, letak bukaan ventilasi, ukuran panjang dan tinggi ventilasi (rasio) serta variasi interior yang dilakukan diketahui bahwa pergerakan udara indoor outdoor dan nilai air exchange effectiveness dalam ruang sangat dipengaruhi pada tipe ventilasi yang memiliki ventilasi pada bagian bawahnya. Jika tipe model simulasi memiliki ventilasi pada bagian bawah maka nilai pergerakan udara akan semakin besar, dan nilai air exchange effectiveness akan semakin besar. Selain itu dengan simulasi lanjutan penambahan variabel fan dalam ruang akan pergerakan udara indoor dan outdoor lebih baik dengan tambahan fan pada bagian atas ruang (F1), sedangkan nilai air exchange effectiveness lebih baik dengan penambahan fan pada bagian belakang ruang (F2) mencapai 15%. Diharapkan penelitian ini menjadi pertimbangan arsitek dalam merencanakan bangunan yang tanggap terhadap penyakit dan menjadi tambahan literatur penelitian terkait pergerakan udara dan nilai air exchange effectiveness pada ruang kamar dengan bukaan ventilasi satu sisi pada bidang ruangnya.