digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Muhammad Ridyanto
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PT Kaltim Daya Mandiri (KDM) merupakan perusahaan penyedia utilitas yang berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur saat ini berencana untuk melakukan investasi proyek pengembangan dengan mendirikan pabrik Nitrogen di kota Bontang dan pabrik utilitas center di Papua Barat sebagai penunjang ekspansi bisnis dari PT Pupuk Kalimantan Timur di wilayah timur. Untuk melaksanakan proyek tersebut, Perusahaan harus memastikan kecukupan arus kas untuk mendukung kebutuhan operasional yang ada dan kebutuhan aktivitas proyek sehingga diperlukan pengelolaan arus kas dan strategi pembiayan yang tepat untuk memastikan kinerja keuangan Perusahaan tetap stabil. Dalam studi ini, metode analisis yang digunakan untuk menghasilkan formulasi strategis guna mengoptimalkan kinerja keuangan proyek adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. Perumusan strategis tersebut meliputi strategi keuangan khususnya opsi pembiayaan proyek dan strategi perencanaan pajak yang secara khusus terkait dengan pengembalian pajak dan / atau pembebasan pajak. Dari penjajakan beberapa strategi, terdapat 2 (dua) opsi kombinasi strategi yang dapat ditetapkan, yaitu Skema 1: Strategi Perencanaan Pajak dan Strategi Keuangan Melalui Pemanfaatan Produk Perbankan (pinjaman investasi & pinjaman jangka pendek) dan Skema 2: Strategi dan Perencanaan Pajak Strategi Keuangan Melalui Pemanfaatan Surat Utang (Corporate Bonds dan Medium Term Note). Dari simulasi terlihat bahwa ditinjau dari aspek efisiensi terhadap biaya bunga yang dikenakan selama periode tersebut, dampak terhadap arus kas perusahaan selama masa pengembangan proyek, dan proforma kinerja keuangan, Skema 1 lebih menguntungkan dibandingkan dengan Skema 2. Dengan menggunakan Skema 1, bunga pinjaman bank akan dibebankan pada Laporan Arus Kas dan Laporan Laba Rugi setelah proyek dinyatakan komersial dan selama proyek konstruksi perusahaan hanya terkena Bunga Selama Konstruksi yang akan menjadi pinjaman tambahan keseimbangan setelah komersial proyek. Selain itu, adanya pembayaran cicilan (pokok dan porsi bunga) berdampak pada berkurangnya saldo pinjaman sehingga beban bunga ke depan akan berkurang. Sedangkan dengan Skema 2, perusahaan akan langsung dibebani oleh kupon bunga yang harus dibayar secara triwulanan dan konstan yang dapat mempengaruhi Laporan Arus Kas dan Laporan Laba Rugi secara langsung.