digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ikliema Hassya Kamila
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Proses upwelling yang berkaitan dengan produktivitas laut merupakan salah satu aspek yang terpengaruh oleh marine heatwaves (MHWs). Kejadian MHWs yang ditandai oleh menghangatnya Suhu Permukaan Laut (SPL) menyebabkan stratifikasi termal semakin menguat dan membuat vertical mixing terbatas, menyebabkan upwelling menjadi terhambat. Di perairan WPPNRI 713, perairan yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar, ditemukan lima lokasi daerah upwelling selama muson tenggara (Mei–Oktober) berdasarkan perhitungan Ekman pumping velocity (EPV), yaitu lokasi A (barat Sulawesi Barat), B (selatan Makassar), C (bagian timur Teluk Bone), D (selatan Banjarmasin), dan E (selatan Selat Makassar). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh MHWs terhadap parameter upwelling (konsentrasi klorofil) di WPPNRI 713, khususnya pada tahun 1998, 2005, dan 2016 ketika terjadi kejadian MHWs dengan karakteristik tinggi (durasi yang lebih panjang dan intensitas yang lebih kuat) dan terjadi bersamaan dengan periode upwelling. Untuk mengetahui pengaruh MHWs, dihitung anomali EPV dan konsentrasi klorofil per kejadian MHWs selama rentang waktu Mei–Oktober tahun 1998, 2005, dan 2016. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa kejadian MHWs membuat konsentrasi klorofil menurun, baik kejadian MHWs yang terjadi bersamaan dengan anomali EPV negatif (kecepatan upwelling lebih rendah) maupun positif (kecepatan upwelling lebih tinggi dibandingkan rata-rata klimatologis).