COVER Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Ikliema Hassya Kamila
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses upwelling yang berkaitan dengan produktivitas laut merupakan salah satu aspek
yang terpengaruh oleh marine heatwaves (MHWs). Kejadian MHWs yang ditandai oleh
menghangatnya Suhu Permukaan Laut (SPL) menyebabkan stratifikasi termal semakin menguat
dan membuat vertical mixing terbatas, menyebabkan upwelling menjadi terhambat. Di perairan
WPPNRI 713, perairan yang memiliki potensi sumber daya perikanan yang besar, ditemukan lima
lokasi daerah upwelling selama muson tenggara (Mei–Oktober) berdasarkan perhitungan Ekman
pumping velocity (EPV), yaitu lokasi A (barat Sulawesi Barat), B (selatan Makassar), C (bagian
timur Teluk Bone), D (selatan Banjarmasin), dan E (selatan Selat Makassar). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh MHWs terhadap parameter upwelling (konsentrasi klorofil)
di WPPNRI 713, khususnya pada tahun 1998, 2005, dan 2016 ketika terjadi kejadian MHWs
dengan karakteristik tinggi (durasi yang lebih panjang dan intensitas yang lebih kuat) dan terjadi
bersamaan dengan periode upwelling. Untuk mengetahui pengaruh MHWs, dihitung anomali EPV
dan konsentrasi klorofil per kejadian MHWs selama rentang waktu Mei–Oktober tahun 1998, 2005,
dan 2016. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa kejadian MHWs membuat konsentrasi
klorofil menurun, baik kejadian MHWs yang terjadi bersamaan dengan anomali EPV negatif
(kecepatan upwelling lebih rendah) maupun positif (kecepatan upwelling lebih tinggi dibandingkan
rata-rata klimatologis).