myDigiLearn, platform pembelajaran digital inovatif yang berfungsi sebagai Corporate Open Online Course (COOC) oleh Telkom Corp. Untuk memenuhi kebutuhan bisnis, platform ini mengintegrasikan sistem manajemen pembelajaran (LMS) dengan platform pengalaman belajar (LXP). myDigiLearn memiliki peluang besar dalam Pasar Penjualan B2B karena memberikan akses eksklusif ke konten digital premium. Namun, masalah operasional telah mendorong pertimbangan ulang tentang strategi pemasaran untuk membantu pertumbuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesadaran merek myDigiLearn yang sudah ada, melihat seberapa efektif upaya promosi penjualan yang sedang berlangsung, dan menyarankan strategi pemasaran yang disesuaikan untuk meningkatkan pengenalan merek dan memperluas kehadirannya dalam pasar penjualan B2B. Analisis internal dan eksternal yang menyeluruh akan menjadi dasar untuk pembuatan metodologi pemasaran praktis. Kerangka STPDB (Segmentasi, Penargetan, Penempatan, Diferensiasi, dan Merek) dan pendekatan 7P (Produk, Harga, Tempat, dan Promosi) adalah kunci dalam pembuatan strategi. Untuk memenuhi tujuan utama myDigiLearn, kerangka kerja ini menawarkan kerangka kerja terstruktur yang memungkinkan desain strategi praktis. Metode yang beragam diperlukan untuk menerapkan strategi pemasaran yang disarankan. Tingkat kesadaran merek akan meningkat melalui kolaborasi strategis. Kolaborasi dengan lembaga pendidikan yang dihormati dan pemain industri yang mapan akan memungkinkan myDigiLearn memanfaatkan kredibilitasnya dan memperluas jangkauan mereknya. Inisiatif merek dan upaya pemasaran bersama akan bekerja sama untuk meningkatkan visibilitas pasar dan menjamin keterlibatan yang bermanfaat dengan audiens target. MyDigiLearn akan memoles penawaran produk berdasarkan umpan balik langsung pelanggan untuk menangani tantangan dalam lanskap penjualan B2B. Konten yang disesuaikan dengan kebutuhan industri tertentu akan meningkatkan posisi pasar dan daya tariknya. Untuk meningkatkan fleksibilitas, memperluas basis klien, dan memenuhi berbagai anggaran bisnis, model penetapan harga akan diubah. Implementasi praktis memerlukan penempatan produk yang dioptimalkan.
myDigiLearn akan diposisikan secara strategis untuk menyapa klien potensial melalui keterlibatan dengan asosiasi industri, pameran dagang, dan kesempatan konferensi. Selain itu, kehadiran internet yang difokuskan pada pemasaran konten dan keterlibatan media sosial yang cermat akan menciptakan jejak digital yang praktis yang sesuai dengan audiens target. Sebagai kesimpulan, penelitian ini membahas cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan myDigiLearn, yang berakar pada penggunaan praktis. myDigiLearn dapat meningkatkan kesadaran merek dan memperkuat posisinya dalam lanskap penjualan B2B yang kompetitif dengan bekerja sama dengan mitra industri, menyusun konten untuk memenuhi kebutuhan industri tertentu, dan secara strategis memposisikan platform. myDigiLearn dapat mengatasi masalah operasional dan muncul sebagai pemain utama dalam sektor e-learning dinamis Indonesia dengan memanfaatkan kemampuannya dalam memenuhi tuntutan khusus industri dan menciptakan kehadiran pasar yang praktis. Selain itu, meningkatkan penjualan myDigiLearn akan secara efektif meningkatkan pendapatan Telkom Indonesia dan memperluas pangsa pasarnya dalam segmen B2B, secara efektif meningkatkan kemajuan dan pengaruh.