2023 SK PP Nadira Glassyderia Ramadana [19020034] - Full Text.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa
Raksasa ritel multinasional IKEA dikenal karena pendekatan standarnya dalam menjalankan bisnis di berbagai pasar. Menarik banyak minat konsumen karena dapat menawarkan pengalaman berbelanja yang khas dengan harga terjangkau. Melalui studi kasus IKEA Indonesia, penelitian ini berupaya menyelidiki hubungan antara bauran pemasaran (4P) dan ekuitas merek. Studi ini menggunakan data primer yang dikumpulkan melalui survei pelanggan langsung dan metode penelitian kuantitatif. 108 responden yang merupakan pelanggan IKEA Indonesia memberikan data primer, dan berbagai analisis statistik dilakukan untuk mengevaluasi dampak barang, iklan, lokasi, dan harga sebagai variabel independen terhadap ekuitas merek, yang selanjutnya dibagi menjadi asosiasi merek, konsumen setia , dan kualitas yang dirasakan sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan model persamaan struktural (mediasi variabel) dan SmartPLS untuk menganalisis data dan menguji hipotesis penelitian.
Temuan studi ini menunjukkan bahwa promosi muncul sebagai prediktor penting dan penting dalam pertumbuhan loyalitas merek, yang merupakan komponen penting dari ekuitas merek. Hubungan yang kuat antara elemen bauran pemasaran dan pengukuran ekuitas merek telah ditemukan melalui penelitian statistik. Hipotesis penelitian ini selanjutnya didukung oleh nilai p yang rendah dan statistik T yang tinggi. Studi ini menekankan nilai pendekatan bauran pemasaran yang menyeluruh dan terkoordinasi untuk membangun ekuitas merek. Kesuksesan IKEA di Indonesia dapat ditentukan dari keberhasilan perpaduan penawaran produk, upaya promosi, penempatan ritel, dan harga terjangkau. IKEA Indonesia telah menciptakan basis klien setia dengan memberikan penekanan kuat pada promosi, yang mempunyai dampak menguntungkan pada loyalitas merek dan, pada akhirnya, ekuitas merek. Hasil penelitian ini mempunyai implikasi bagi para eksekutif bisnis dan pemasar yang ingin membangun merek mereka di pasar yang sangat kompetitif. Pengambilan keputusan yang bijaksana untuk meningkatkan kinerja merek dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan dapat dipermudah dengan memahami hubungan antara komponen bauran pemasaran dan ekuitas merek. Namun laporan tersebut mengakui bahwa ada keterbatasan. Studi ini terbatas pada IKEA Indonesia, sehingga diperlukan kehati-hatian ekstra saat memperkirakan hasil penelitian ini ke pasar lain. Selain itu, ada kemungkinan bahwa data tersebut, yang sebagian besar dikumpulkan dari pelanggan IKEA, tidak secara akurat mencerminkan total basis konsumen di wilayah tersebut.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menawarkan informasi mendalam tentang bagaimana bauran pemasaran mempengaruhi ekuitas merek, dan promosi muncul sebagai faktor kunci dalam loyalitas merek IKEA Indonesia. Penelitian ini mendukung dampak menguntungkan dari bauran pemasaran terhadap ukuran ekuitas merek dengan menggunakan analisis statistik menyeluruh dan alat pemodelan yang canggih. Wawasan ini dapat digunakan oleh pemasar dan perusahaan untuk menciptakan taktik yang berhasil dan menumbuhkan loyalitas merek yang lebih besar di pasar sasaran mereka, sehingga meningkatkan ekuitas dan daya saing merek mereka. Untuk mengkonfirmasi dan memperluas temuan ini, penelitian di masa depan mungkin akan mengkaji berbagai pasar dan industri.