digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini melakukan analisis komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas dan validitas model pengukuran yang digunakan untuk pemasaran strategis di PT. Usaha Arsitektur Primacon Mahatama Sejahtera di Bogor. Awalnya, indikator dengan muatan di bawah 0,7 diidentifikasi dan dihapus untuk meningkatkan ketahanan model. Perulangan berikutnya mengatasi masalah validitas diskriminan melalui analisis cross-loading yang terperinci dan penghapusan selektif indikator-indikator bermasalah, khususnya dalam variabel Bauran Pemasaran (MM). Model akhir tidak menunjukkan masalah multikolinearitas atau validitas, sebagaimana dikonfirmasi oleh hasil bootstrap, yang menunjukkan stabilitas dan keakuratan estimasi parameter. Uji hipotesis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara Attitude Against Behavior (ATT) dan Perceived Behavioral Control (PBC) terhadap Intention (IN), sedangkan Subjective Norms (SN) tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. Bauran Pemasaran (MM) secara signifikan memoderasi hubungan antara SN dan IN, dan antara SN dan PBC terhadap IN, dengan signifikansi statistik yang kuat. Temuan ini menyoroti kekuatan dan integritas statistik dari model yang disempurnakan, membangun kerangka kerja yang dapat diandalkan untuk analisis pemasaran strategis dan penelitian selanjutnya. Berdasarkan analisis komprehensif yang diberikan, strategi pemasaran yang direkomendasikan bagi PT Primacon Mahatama Sejahtera untuk kembali menembus pasar B2C adalah dengan menerapkan kampanye pemasaran yang kuat yang menekankan diferensiasi dalam lanskap persaingan. Strategi yang diprioritaskan melalui analisis matriks TOWS ini menempatkan PT Primacon Mahatama Sejahtera unggul dalam sektor desain interior dan arsitektur. Upaya pemasaran yang efektif bertujuan untuk membangun identitas merek yang kuat, membina hubungan emosional dengan pelanggan B2C yang penting untuk loyalitas dan retensi jangka panjang. Menekankan proposisi nilai unik dalam penawaran layanan mengurangi kemungkinan perpindahan pelanggan ke pesaing dan meningkatkan ketahanan terhadap fluktuasi pasar. Kekuatan internal seperti biaya konsultasi yang kompetitif dan jaminan layanan purna jual melengkapi peluang kemajuan teknologi dan meningkatnya permintaan akan layanan desain interior yang terjangkau di kalangan demografi berpenghasilan rendah. Mengatasi kelemahan, termasuk inisiatif pemasaran dan kesenjangan operasional yang terbatas, memastikan keselarasan strategis dengan peluang dan ancaman eksternal, sehingga memfasilitasi keberhasilan PT Primacon Mahatama Sejahtera untuk masuk kembali ke pasar B2C.