Permeabilitas magnet adalah perbandingan kerapatan fluks magnet (B) terhadap kekuatan medan magnet (H) sebagai fungsi kekuatan medan magnet (H) pada suatu bahan. Permeabilitas magnet merupakan ukuran respon magnetisasi dari sebuah bahan akibat medan magnet yang dipaparkan. Informasi terkait nilai permeabilitas magnet bahan ini sangat diperlukan. Beberapa aplikasi yang membutuhkan nilai permeabilitas magnet adalah pada peralatan industri, seperti transformator, lapisan kedap magnet, dan antena medan magnet. Namun, keakuratan alat pengukuran permeabilitas magnet bergantung pada kisaran nilai permeabilitas magnet dari bahan yang digunakan. Beberapa metode uji permeabilitas magnet dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pengukuran terpandu dan tidak terarah. Namun, metode ini membutuhkan kompleksitas tinggi, kalibrasi yang presisi, kestabilan, geometri khusus, dan rentang pengukuran permeabilitas yang terbatas.
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan dua model alat pengukuran permeabilitas magnet, yaitu model A dan model B. Metode perhitungan permeabilitas magnet sampel menggunakan tiga cara: perbandingan perbedaan kerapatan fluks magnet pada celah udara, rangkaian ekuivalen magnetik, dan finite element dengan input hasil pengukuran. Tiga metode perhitungan tersebut diamati kesesuaiannya menggunakan analisis finite element. Sampel yang digunakan adalah logam alloy. Hasil pengukuran permeabilitas magnet sampel menunjukkan ada fenomena histeresis, sehingga pengukuran permeabilitas magnet pada logam dengan arus yang rendah menunjukkan harga yang lebih besar. Nilai permeabilitas magnet relatif sampel diukur menggunakan model A dengan arus 1 – 2 mA sebesar dua kali lipat dibandingkan pengukuran menggunakan model B. Dari tiga metode yang telah digunakan, menyimpulkan bahwa model pengukuran A memiliki akurasi pengukuran permeabilitas magnet sampel lebih baik dibandingkan model B.