digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sejak kemunculan teknologi Internet of Things (IoT) pada tahun 2015, penggunaannya telah meningkat pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sampai tahun 2022, pengguna Internet of Things di Indonesia sudah mencapai 400 juta. Menyadari potensi dari teknologi tersebut, PT XYZ, sebuah perusahaan telekomunikasi Indonesia yang berusaha untuk terus berinovasi, berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan meluncurkan solusi IoT yang dikhususkan untuk pertanian hidroponik. Proyek peluncuran ini membutuhkan investasi awal sekitar Rp 500 juta. Untuk memastikan keberhasilan proyek PT XYZ ingin terlebih dahulu menentukan harga jual dengan menggunakan strategi penetapan harga berdasarkan nilai yang diberikan oleh produk dan menilai kelayakan finansial proyek beserta risiko-risiko terkait sebelum pelaksanaan guna menghindari kerugian di masa mendatang. Penelitian ini akan menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara dan penelitian yang kemudian akan dianalisis. Analisis meliputi penentuan kesediaan pelanggan untuk membayar dengan cara mencari tahu nilai saat ini dari manfaat penggunaan solusi IoT selama masa hidup produk. Selanjutnya, akan dibuat arus kas anggaran modal menggunakan asumsi dan harga jual hipotetis, pro forma financial statements, weighted average cost of capital (WACC), arus kas bebas bagi perusahaan (FCFF), dan nilai terminal. Harga solusi IoT akan ditentukan menggunakan teknik anggaran modal seperti net present value (NPV), indeks profitabilitas, periode pengembalian modal, internal rate of return (IRR), dan fitur Goal Seek di Excel. Kelayakan proyek akan dievaluasi dengan membandingkan harga IoT dengan kesediaan pelanggan untuk membayar produk serta melakukan analisis risiko menggunakan analisis sensitivitas dan simulasi Monte Carlo sebanyak 10.000 kali. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa nilai saat ini dari manfaat solusi IoT yang menunjukkan kesediaan pelanggan untuk membayar solusi IoT adalah Rp 90,708,238. Dengan mempertimbangkan target IRR PT XYZ sebesar 20%, harga jual yang ditentukan untuk solusi IoT adalah Rp 20,120,408 per unit. Harga tersebut berada dalam kisaran kesediaan pelanggan untuk membayar. Oleh karena itu, proyek peluncuran solusi IoT untuk pertanian hidroponik dianggap layak untuk dijalankan. Selain itu, teknik anggaran modal menunjukkan bahwa periode pengembalian modal proyek peluncuran PT XYZ adalah 4,08 tahun dengan net present value Rp 3,424,935,505 dan indeks profitabilitas sebesar 8,21 dalam 5 tahun. Namun begitu, diketahui melalui analisis sensitivitas terhadap NPV bahwa harga produk, biaya barang terjual (COGS), dan biaya gaji adalah tiga faktor yang sangat berpengaruh pada NPV. Dengan mengenali faktor-faktor ini, diketahui bahwa risiko proyek peluncuran solusi IoT adalah 12,69%, sementara persentase profitabilitasnya masih terbilang tinggi yaitu 87,31%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proyek peluncuran solusi IoT untuk pertanian hidroponik di PT XYZ layak dilakukan, sambil tetap mempertimbangkan risiko-risiko yang berlaku dan cara untuk mengatasinya.