digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Faisal Ramsey
PUBLIC Resti Andriani

Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan tembaga. Proses pengolahan tembaga pada PT AMNT menggunakan proses flotasi dengan produk akhirnya berupa konsentrat tembaga yang dijual sebagai bahan baku smelter tembaga. PT AMNT memiliki sirkuit cleaner yang berfungsi untuk mengambil kembali tembaga dari tailing yang dihasilkan oleh proses flotasi kolom. Perolehan tembaga di sirkuit cleaner membutuhkan peningkatan perolehan tembaga, dalam hal ini diteliti penambahan kolektor pada first cleaner dengan membandingkan jenis kolektor dithiophosphate dan PAX pada dosis tertentu sehingga mendapatkan dosis paling efektif dalam penambahan kolektor tersebut. Penelitian ini diawali dengan melakukan sampling, analisis, dan preparasi sampel sehingga siap untuk dilakukan flotasi. Sampling dilakukan dengan membuka keran yang terletak diantara sump 18 dan pompa, selanjutnya analisis sampel dilakukan untuk mengetahui kadar tembaga dan preparasi sampel dilakukan dengan memeriksa persen padatan sampel tersebut tersebut. Uji kadar awal pada sampel tersebut berfungsi untuk membandingkan calculated head grade tiap proses flotasi dengan kadar awal tersebut. Flotasi cleaner – cleaner scavenger dilakukan dengan skema flotasi ruah pada percobaan pendahuluan, dengan skema dua variasi jenis kolektor dan dosis berupa PAX 3,25 g/t; 4,875 g/t; 6,5 g/t; 8,125 g/t; 9,75 g/t; 13 g/t dan dithiophosphate 3 g/t; 5 g/t; 7 g/t. Pada proses flotasi tersebut kolektor yang diinjeksikan hanya satu jenis dan berfungsi untuk menentukan 3 perolehan tertinggi pada tiap jenis kolektor untuk dilakukan proses flotasi empat tahap dosis yang diperoleh dari tiga perolehan tertinggi tembaga pada percobaan pendahuluan yaitu, PAX sebesar 8,125 g/t; 9,75 g/t; dan 13 g/t, sedangkan untuk dithiophosphate 1 g/t; 3 g/t; 5 g/t. Konsentrat dan tailing yang dihasilkan pada proses flotasi tersebut dilakukan uji kadar dan perhitungan perolehan tembaga. Pada percobaan inti didapatkan perolehan tembaga pada dosis optimum dari tiap kolektor yang digunakan pada tanggal 11, 12, 13, dan 16 Mei 2023 untuk kolektor PAX 9,75 g/t sebesar 77,93%; 73,39%; 78,87%; dan 76,95%, sedangkan untuk primary collector 3 g/t sebesar 73,35%; 68,81%; 71,55%; dan 74,81%. Dari hasil percobaan ini diketahui bahwa seiring meningkatnya dosis PAX akan meningkatkan perolehan tembaga hingga dosis optimum dan akan menurun saat lebih dari dosis optimum. Pada primary collector juga didapatkan setelah dosis optimum perolehan tembaga menurun, hal ini disebabkan oleh penambahan dosis kolektor jenis tertentu dapat mengubah sifat permukaan dari mineral. Pada percobaan ini kolektor jenis PAX memiliki kinetika yang lebih cepat dibandingkan primary collector (dithiophosphate) karena PAX pada pH alkalin dapat menurunkan sifat hidrofobik dari pirit sehingga lebih selektif untuk ditambahkan pada first cleaner.