Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) adalah salah satu perusahaan di
Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan tembaga. Proses
pengolahan tembaga pada PT AMNT menggunakan proses flotasi dengan produk
akhirnya berupa konsentrat tembaga yang dijual sebagai bahan baku smelter
tembaga. PT AMNT memiliki sirkuit cleaner yang berfungsi untuk mengambil
kembali tembaga dari tailing yang dihasilkan oleh proses flotasi kolom. Perolehan
tembaga di sirkuit cleaner membutuhkan peningkatan perolehan tembaga, dalam
hal ini diteliti penambahan kolektor pada first cleaner dengan membandingkan
jenis kolektor dithiophosphate dan PAX pada dosis tertentu sehingga mendapatkan
dosis paling efektif dalam penambahan kolektor tersebut.
Penelitian ini diawali dengan melakukan sampling, analisis, dan preparasi sampel
sehingga siap untuk dilakukan flotasi. Sampling dilakukan dengan membuka keran
yang terletak diantara sump 18 dan pompa, selanjutnya analisis sampel dilakukan
untuk mengetahui kadar tembaga dan preparasi sampel dilakukan dengan
memeriksa persen padatan sampel tersebut tersebut. Uji kadar awal pada sampel
tersebut berfungsi untuk membandingkan calculated head grade tiap proses flotasi
dengan kadar awal tersebut. Flotasi cleaner – cleaner scavenger dilakukan dengan
skema flotasi ruah pada percobaan pendahuluan, dengan skema dua variasi jenis
kolektor dan dosis berupa PAX 3,25 g/t; 4,875 g/t; 6,5 g/t; 8,125 g/t; 9,75 g/t; 13 g/t
dan dithiophosphate 3 g/t; 5 g/t; 7 g/t. Pada proses flotasi tersebut kolektor yang
diinjeksikan hanya satu jenis dan berfungsi untuk menentukan 3 perolehan tertinggi
pada tiap jenis kolektor untuk dilakukan proses flotasi empat tahap dosis yang
diperoleh dari tiga perolehan tertinggi tembaga pada percobaan pendahuluan yaitu,
PAX sebesar 8,125 g/t; 9,75 g/t; dan 13 g/t, sedangkan untuk dithiophosphate 1 g/t;
3 g/t; 5 g/t. Konsentrat dan tailing yang dihasilkan pada proses flotasi tersebut
dilakukan uji kadar dan perhitungan perolehan tembaga.
Pada percobaan inti didapatkan perolehan tembaga pada dosis optimum dari tiap
kolektor yang digunakan pada tanggal 11, 12, 13, dan 16 Mei 2023 untuk kolektor
PAX 9,75 g/t sebesar 77,93%; 73,39%; 78,87%; dan 76,95%, sedangkan untuk
primary collector 3 g/t sebesar 73,35%; 68,81%; 71,55%; dan 74,81%. Dari hasil
percobaan ini diketahui bahwa seiring meningkatnya dosis PAX akan meningkatkan
perolehan tembaga hingga dosis optimum dan akan menurun saat lebih dari dosis
optimum. Pada primary collector juga didapatkan setelah dosis optimum perolehan
tembaga menurun, hal ini disebabkan oleh penambahan dosis kolektor jenis tertentu
dapat mengubah sifat permukaan dari mineral. Pada percobaan ini kolektor jenis
PAX memiliki kinetika yang lebih cepat dibandingkan primary collector
(dithiophosphate) karena PAX pada pH alkalin dapat menurunkan sifat hidrofobik
dari pirit sehingga lebih selektif untuk ditambahkan pada first cleaner.