digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Thalia Zhafarina Rosinu
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Indonesia sedang mengalami gelombang Kpop yang tinggi, dengan peningkatan e-commerce digital di Indonesia dan khususnya kategori hobi yang mencakup fans shop, terlihat banyak konsumen tanah air mempunyai kecenderungan untuk membeli merchandise Kpop. Dengan pasar yang menarik, banyak bisnis online kreatif yang terinspirasi dari konsumsi konten Korea membuat fan made goods atau unofficial merchandise berdasarkan ikon Korea favorit mereka, salah satunya adalah bisnis ‘My Little Kpop Stuff’. My Little Kpop Stuff adalah bisnis toko online lokal kecil yang menjual berbagai barang fanmade Kpop. Bisnis ini memiliki potensi besar dan penjualan yang bagus untuk bisnis kreatif kecil tanpa strategi pemasaran, tetapi penjualannya tidak stabil dan platform media sosial mereka sangat rendah engagementnya. Bisnis ini perlu memiliki strategi pemasaran yang tepat, khususnya strategi pemasaran konten media sosial, yang dapat meningkatkan engagement sosial media dan penjualan mereka. Content marketing merupakan salah satu variabel yang secara langsung mempengaruhi social media engagement, sedangkan engagement sosial media mempengaruhi keputusan pembelian. Peneliti melakukan analisis Internal menggunakan Marketing Mix 4P dan STP sedangkan analisis eksternal menggunakan analisis PEST, Porter's five forces, dan kompetitor analisis. Selain menggunakan data sekunder dari jurnal, artikel, dan buku, pendekatan kuantitatif dengan kuesioner online juga dilakukan sebagai dasar untuk menilai market barang buatan penggemar Kpop dan hipotesis mengenai konten media sosial, engagement media sosial, dan purchase decision. Peneliti menemukan dari kuesioner bahwa konten yang secara positif mempengaruhi engagement sosial media paling banyak adalah konten hiburan dan relasional, dengan konten informasi tidak berpengaruh banyak terhadap keterlibatan. Di sisi lain, konten remunerasi dan informasi berdampak positif pada purchase decision, sedangkan konten hiburan tidak berpengaruh banyak pada purchase decision. Engagement media sosial itu sendiri juga berdampak positif pada purchase decision. Peneliti mengusulkan marketing mix yang baru dan strategi konten media sosial berdasarkan temuan penelitian seperti membuat konten remunerasi dan informasional untuk meningkatkan purchase decision yang menghasilkan penjualan dan membuat konten hiburan dan relasional untuk meningkatkan engagement sosial media.