digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mohammad Febriant
PUBLIC Alice Diniarti

Pembangunan jembatan pada umumnya dibangun menghindari jalur sesar aktif. Hal itu akan semakin sulit dihindari karena Indonesia memiliki 295 titik sesar aktif berdasarkan Peta Gempa 2017. Sesar aktif memberikan resiko gempa yang lebih tinggi akibat pergerakan spasial yang dapat berpotensi merusak struktur termasuk pergerakan tektonik permanen sepanjang sesar. Standar perencanaan jembatan terhadap beban gempa akibat sesar aktif belum diatur secara detail pada SNI 2833:2016. Efek dari sesar aktif terhadap desain jembatan belum banyak dipelajari. Pengaruh dari sesar aktif pada studi ini dilihat dari sisi pembuatan respons spektra di permukaan dan pengaruhnya terhadap desain struktur jembatan integral. Respons spektra di permukaan tanah dibuat dengan melakukan site specific response analysis untuk melihat secara seksama pengaruh gempa akibat sesar aktif terhadap respons struktur. Dalam pembuatan respons spektra tersebut terdapat directivity effect yang disebabkan oleh perambatan gelombang gempa akibat sesar aktif. Directivity effect ini menyebabkan adanya peningkatan akselerasi spektral untuk gelombang gempa yang menjalar tegak lurus dari bidang sesar. Ground motions akibat sesar aktif memiliki karakteristik pulse pada gelombang gempanya. Saat gelombang gempa dengan efek pulse melanda, terjadi lonjakan energi yang tajam dan intensitas tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Penelitian ini dilakukan pada Jembatan Palu 4 dengan struktur jembatan beton integral memiliki bentang utama sepanjang 116 m dan 2 bentang samping masingmasing sepanjang 66,7 m. Jembatan tersebut berada di dekat Sesar Palu Koro. Penelitian ini akan melihat efek dari gelombang gempa akibat pergerakan Sesar Palu Koro terhadap respons spektra di permukaan tanah dengan metode site specific response analysis dan pengaruhnya terhadap desain Jembatan Palu 4 dari sisi analisis linear dan nonlinear. Site specific response analysis dilakukan dengan memperhitungkan directivity effect yang terjadi. Evaluasi struktur jembatan dari sisi linear dengan analisis repons spektra yang meliputi pemeriksaan diagram interaksi kolom pada pier dan gaya gesernya dan untuk analisis non-linear akan dilakukan Non-Linear Time History Analysis dengan memperhitungkan ground motions yang mengandung efek pulse untuk selanjutnya dievaluasi terhadap kriteria level kinerja jembatan sesuai dokumen NCHRP 440 dan 949. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa respons spektra di permukaan akibat directivity effect memiliki perbedaan tergantung dari arah penjalaran gelombang gempa tersebut. Respons spektra di permukaan pada arah penjalaran sejajar dengan bidang sesar (Fault Parallel) memiliki puncak percepatan di periode tinggi dan periode puncak yang panjang. Hal demikian juga terlihat pada respons spektra di permukaan untuk arah penjalaran gelombang gempa tegak lurus terhadap bidang sesar (Fault Normal) tetapi respons spektra arah tegak lurus bidang sesar mengalami kenaikan akselerasi spectral pada periode di atas 1 detik sebesar 27- 39.7% akibat directivity effect. Hasil analisis respons spektra pada struktur Jembatan Palu 4 menunjukkan pengaruh directivity effect tidak signifikan terhadap respons struktur jembatan. Hal ini disebabkan karena periode fundamental dari Jembatan Palu 4 sebesar 0.515 detik sedangkan directivity effect baru terjadi pada periode lebih dari 1 detik. Hasil Non-Linear Time History Analysis memperlihatkan struktur jembatan mengeluarkan respons struktur maksimum dalam hal regangan dan drift saat pulse terjadi. Evaluasi terhadap kriteria level kinerja jembatan terhadap dokumen NCHRP 440 dan 949 dalam aspek drift ratio dan regangan menunjukkan struktur Jembatan Palu 4 masih dalam batas fully operational setelah gempa terjadi.