ABSTRAK Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus COVER Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus BAB 1 Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus BAB 2 Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus BAB 3 Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus BAB 4 Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus BAB 5 Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus PUSTAKA Ainun Azhari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus
Kecepatan angin dan tinggi gelombang berperan penting dalam menunjang aktivitas maritim, kegiatan perikanan, adaptasi, dan mitigasi terhadap perubahan iklim, khususnya di negara maritim seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren kecepatan angin dan tinggi gelombang di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Indonesia, serta kejadian siklon tropis yang terjadi di sekitar perairan Indonesia (Teluk Benggala, Samudra Pasifik bagian barat, Samudra Hindia bagian timur laut, dan perairan Australia bagian barat) selama 45 tahun (1977–2021). Data angin dan gelombang (Significant Wave Height/SWH, wind sea, dan swell) berasal European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) Reanalysis generasi kelima (ERA5), sedangkan data siklon tropis berasal dari International Best Track Archive for Climate Stewardship (IBTrACS). Tren kecepatan angin, tinggi gelombang, dan kejadian siklon tropis dihitung dengan menggunakan regresi linier. Penelitian ini menyelidiki pengaruh fenomena Pacific Decadal Oscillation (PDO) terhadap nilai kecepatan angin dan tinggi gelombang di WPP Indonesia serta kejadian siklon tropis di sekitar perairan Indonesia yang dibagi menjadi dua periode, yakni PDO fase hangat (1977–2007; 31 tahun) dan dingin (2008–2021; 14 tahun). Pembahasan tren kecepatan angin dan tinggi gelombang mencakup selama 1977–2021 (45 tahun), perbedaan musiman (Desember–Februari/DJF; Maret–Mei/MAM; Juni–Agustus/JJA; dan September–November/SON), serta PDO fase hangat dan dingin. Perubahan tren kejadian dan kekuatan siklon tropis dianalisis secara jangka panjang (1977–2021; 45 tahun), serta saat PDO fase hangat dan dingin.
Distribusi tren jangka panjang (1977–2021; 45 tahun) kecepatan angin dan wind sea di perairan Indonesia memiliki pola yang hampir sama, yakni terjadi peningkatan tren kecepatan angin (2,00 cm/s/tahun) dan wind sea (<0,40 cm/tahun) secara signifikan di WPP 572 (perairan barat Sumatra). Peningkatan tren kecepatan angin dan wind sea di WPP Indonesia terjadi pada periode SON dengan nilai maksimum mencapai 2,80 cm/s/tahun dan 0,40 cm/tahun. Tren SWH dan swell selama 45 tahun (1977–2021) secara signifikan hampir terjadi di seluruh perairan Indonesia (<0,40 cm/tahun). Pada periode DJF, peningkatan tren SWH dan swell di perairan Indonesia mencapai 0,80 cm/tahun, khususnya di WPP 717 (perairan utara Papua). Nilai kecepatan angin, SWH, wind sea, dan swell di seluruh wilayah
ii
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1–4 cm/s/tahun (kecepatan angin) dan 0,40–1,20 cm/tahun (SWH, wind sea, dan swell). Namun, terjadi peningkatan kecepatan angin (6 cm/s/tahun) dan tinggi gelombang (0,60–1,60 cm/tahun) yang lebih besar daripada periode PDO fase hangat di perairan Indonesia bagian utara dan timur.
Jumlah kejadian siklon tropis selama 45 tahun (1977–2021) yang terjadi di sekitar perairan Indonesia umumnya mengalami penurunan yang tidak signifikan, yakni sekitar 1–3 kejadian setiap 100 tahun. Namun, energi siklon tropisnya umumnya mengalami peningkatan sebesar 0,140 hingga 1,035 x 104 kts2 setiap 10 tahun. Saat PDO fase dingin (2008–2021; 14 tahun), jumlah kejadian dan energi siklon tropis yang terjadi di Samudra Pasifik bagian barat mengalami peningkatan terbesar dengan nilai masing-masing sekitar 27 kejadian/100 tahun dan 230,84 x 104 kts2/dekade.