digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Natasya Emmanuela
PUBLIC Irwan Sofiyan

Inflamasi merupakan bentuk respon imun untuk mempertahankan tubuh dari patogen atau stimulus lain. Penggunaan obat non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat menjadi salah satu pilihan untuk menangani inflamasi, namun memiliki efek samping yang merugikan bila digunakan secara berkepanjangan. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif pengobatan inflamasi dengan efek samping yang kecil atau tanpa efek samping. Eksosom merupakan vesikula ekstraseluler yang banyak diteliti sebagai kandidat terapi bebas sel untuk menangani berbagai penyakit inflamasi, karena kemampuannya untuk mengatur respon imun dan memiliki sifat anti-inflamasi. Dalam perkembangannya, terjadi pergeseran fokus penelitian pada eksosom yang bersumber dari sel manusia ataupun hewan ke arah eksosom yang bersumber dari tanaman atau plant-derived exosome-like nanoparticle (PDEN). PDEN dikatakan lebih aman untuk dikonsumsi dan dapat dihasilkan dalam jumlah yang lebih banyak daripada eksosom yang berasal dari sel hewan atau sel manusia. Selain itu beberapa sumber PDEN juga telah terbukti dapat memberikan efek anti-inflamasi, seperti PDEN dari jahe, kubis, dan lemon. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan analisis potensi anti-inflamasi PDEN yang bersumber dari buah ranti (Solanum nigrum L.). Isolasi PDEN dari buah ranti dilakukan dengan sentrifugasi bertahap dan presipitasi polietilen glikol (PEG600). Kemudian dilakukan karakterisasi morfologi dengan Transmission Electron Microscopy (TEM), serta ukuran dan distribusi dengan Dynamic Light Scattering (DLS). Selain itu, dilakukan juga pengukuran konsentrasi PDEN dengan Bicinchoninic Acid Assay (BCA) dan uji internalisasi PDEN pada lini sel RAW264.7 yang diamati dengan mikroskop konfokal. Sitotoksisitas PDEN terhadap lini sel RAW264.7 dianalisis melalui uji MTT. Selanjutnya analisis sifat antiinflamasi PDEN pada lini sel RAW264.7 yang distimulasi oleh lipopolisakarida (LPS) dilakukan melalui pengukuran ekspresi gen sitokin pro-inflamasi interleukin-6 (IL-6) dan interleukin-1? (IL-1?) dengan reverse-transcription-quantitative polymerase chain reaction (RT-qPCR), yang kemudian dikonfirmasi melalui pengukuran ekspresi protein IL-6 dengan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil isolasi dan karakterisasi menunjukkan bahwa PDEN memiliki morfologi bulat, berukuran sekitar 217,4 ± 2.64 nm, dan memiliki konsentrasi sebesar 275,38 ?g/mL. PDEN juga terbukti mampu diinternalisasi ke dalam lini sel RAW264.7 setelah inkubasi selama 2 jam. Hasil uji MTT menunjukkan bahwa PDEN dengan konsentrasi 0,1 – 2,5 ?g/mL tidak bersifat toksik pada lini sel RAW264.7 setelah pendedahan selama 24 jam. Selanjutnya pendedahan beberapa dosis PDEN (0,5, 1, dan 2,5 ?g/mL) pada lini sel RAW264.7 yang terstimulasi oleh LPS dapat secara signifikan menurunkan ekspresi gen sitokin pro-inflamasi IL-6 dan IL-1?, serta ekspresi protein IL-6 hingga 97,28%. Secara keseluruhan, isolasi PDEN dari buah ranti berhasil dilakukan dan PDEN diketahui memiliki sifat anti-inflamasi yang teruji secara in vitro, sehingga dapat menjadi salah satu kandidat potensial dalam pengembangan terapi anti-inflamasi.