Pengeboran sumur minyak dan gas di PT. Mahakam Hulu Borneo telah berlangsung selama 50 tahun, dan lapangan Tuna merupakan salah satu lapangan gas tertua yang telah berproduksi selama 30 tahun. Saat ini produksi gas dari lapangan Tuna mencapai 30% dari total produksi PT. MHB sebesar 517 MMscfd di 2022. Penurunan gas produksi dari tahun ke tahun adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, mengingat lapangan yang sudah tua dan lama diproduksikan. Pemboran sumur-sumur baru terus dilakukan untuk menahan laju penurunan gas. MHB telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas dengan menciptakan ide baru, inovasi, dan mengoptimalkan rencana pengembangan. Sejak tahun 2019 Rencana pengembangan lapangan Tuna sebagai bagian dari Operasi lapangan-lapangan project (OPLL), yang mewajibkan PT. MHB untuk mengebor 100 sumur. Pengeboran sumur baru yang layak menjadi wajib untuk menjaga keberlanjutan produksi gas dalam hal parameter NPV dan IRR. Hingga akhir tahun 2022, PT. MHB telah menyelesaikan 31% sumur proyek OPLL.
Penelitian bisnis ini mengeksplorasi analisis keeuangan dan penilaian risiko dari lapangan Tuna, yang saat ini terus melakukan pengeboran untuk mempertahankan dan menahan penurunan laju produksi gas. Analisis keuangan menggunakan Teknik Capital Budgeting dengan metode Arus Kas Diskonto. Analisa risiko dilakukan dengan menggunakan Analisis skenario, sensitivitas, dan Analisis Monte Carlo. Penelitian ini bertujuan untuk membangun finansial model dan menentukan pameter – parameter yang sangat mempengaruhi keekonomian sumur. Penentuan nilai dari parameter dasar tersebut berdasarkan model geology dan data pengeboran 2019 – 2022, dan perkiraan harga gas yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
Teknik penganggaran modal dan arus kas diskonto digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi dan memilih investasi proyek, dan untuk menempatkan arus kas yang berasal pada waktu yang berbeda atas dasar yang sama, dan kemudian menerapkan tingkat diskonto untuk masing-masing aliran. Penulis menggunakan NPV, IRR, indeks Profitabilitas, dan Metode Payback period untuk menilai apakah proyek layak dijalankan.
Analisis sensitivitas menunjukan bahwa ada 3 parameter yang sangat mempengaruhi perhitungan keekonomian sumuran, yaitu; cadangan sumur atau produksi gas, harga gas, dan biaya modal.
Nilai parameter dasar ini akan digunakan dalam analisa finansial dan menjadi acuan dalam perhitungan cepat keekonomian, untuk melihat apakah kandidat sumur yang akan diajukan memiliki nilai keekonomian NPV yang positif dan IRR diatas hurdle perusahaan. Perhitungan keekonomian sumur menggunakan nilai parameter dasar memberikan nilai NPV 0,45 juta USD dan IRR sebesar 14%, 34% diatas hurdle rate perusahaan.