Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja proses anaerob dalam
mengolah limbah cair industri minyak savvit dengan mengembangkan teknik
pengendalian wash-out biomassa anaerob dalam rangka memperpanjang waktu tinggal
biomassa dalam bioreaktor. Teknik yang digunakan adalah teknik pemisahan padatan
biomassa dan cairan yang dilewatkan melalui suatu membran mikrofiltrasi. Padatan yang
tertahan dikembalikan ke dalam bioreaktor anaerob sedangkan cairan yang lolos keluar
melalui saluran pembuangan.
Teknologi tersebut merupakan salah satu teknologi terbaru yang sangat baik
dibandingkan dengan teknik lainnya dalam proses pengolahan limbah cair industri
minyak sawit. Penelitian ini diarahkan untuk penyempurnaan kinerja proses anaerob
dengan mengoptimalkan kondisi-kondisi proses yang meliputi laju pembebanan dan
peningkatan kinerja membran yang mencakup frekuensi/intensitas backflushing sehingga
diharapkan efisiensi pengolahan menjadi bersaing dengan sistem bioreaktor lainnya.
Penelitian ini menggunakan limbah cair sintetik yang komposisinya menyerupai
limbah cair industri minyak kelapa sawit. Mikroorganisme yang dipergunakan berasal
dari lumpur biomassa instalasi pengolahan limbah cair industri minyak kelapa sawit skala
laboratorium. Proses membran yang digunakan adalah mikrofiltrasi crossflow dengan
modul hollow fiber terbuat dari polipropilen, ukuran pori 0,2 Am dan luas permukaan
membran 0,025 MZ . Proses pengolahan berlangsung pada waktu tinggal cairan (WTC) 20,
14 dan 12 hari untuk waktu tinggal padatan (WTP) 30 hari dan WTP 30, 50, 80 dan 100
hari untuk WTC 12 hari.
Hasil penelitian tahun 1 (2001) menunjukkan bahwa kombinasi proses bioreaktor
membran anaerob dapat digunakan untuk mengolah air limbah sintetis minyak sawit yang
mempunyai COD awai 30.000 mg/L. Stabilitas fluks dapat dipertahankan dengan
pengaturan kondisi optimum proses membran dan teknik backflushing. Kondisi optimum
proses membran diperoleh pada tekanan 0,6 bar. Kondisi optimum backflushing
diperoleh pada selang waktu 1,5 menit, lama backflushing 1 detik, dan tekanan 1,6 bar.
Kondisi optimum yang diperoleh mampu mempertahankan fluks sebesar 0,75 L/(m'-.jam)
pada berbagai WTP.
Pada keadaan tunak, didapatkan MLSS semakin meningkat seining dengan
meningkatnya WTC dan WTP. Konsentrasi COD keluaran semakin kecil, dengan
peningkatan WTC dan WTP. Efisiensi penyisihan COD juga semakin meningkat dengan
semakin besarnya WTC dan WTP. Efisiensi penyisihan COD yang dapat dicapai 90,57 -
94,89 %. Akibat pemakaian membran, ukuran flok bakten anaerob mengecil 60-76
dan jarak antar flok berkurang 44-75 %. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri anaerob
dalam bioreaktor didominasi Methanobacterium ruminantium dan Flavobacterium
odoratum.