INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
INDRI RUASTI SAFIRA
EMBARGO  2027-07-19 
EMBARGO  2027-07-19 
Bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber bahan bakar yang tidak terbarukan dengan
ketersediaan yang semakin berkurang. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif bahan bakar
yang lain, yaitu biomassa. Indonesia merupakan negara penghasil minyak sawit tertinggi di
dunia, yaitu sekitar 60 juta ton per tahun. Kelapa sawit dapat dikonversi menjadi bahan bakar
seperti bensin. Pada penelitian ini, kami mengembangkan ZSM-5 berpori hirarkis yang
disintesis dengan agen penambah pori CaCO3 atau nano kalsit dan menggunakan metode
bebas pelarut. Kami mensintesis ZSM-5 hirarkis dengan dan tanpa penambahan CaCO3
dengan metode bebas pelarut. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM, penambahan CaCO3 dan
sintesis dengan metode bebas pelarut menghasilkan ZSM-5 hirarkis (Temp-SFZ) dengan
ukuran pori yang lebih besar 55-100 nm dibandingkan dengan ZSM-5 tanpa penambahan
CaCO3 dengan metode bebas pelarut (SFZ) berkisar 2-8 nm, dan ZSM-5 komersil dengan
metode hidrotermal (Com-HZ) < 2 nm. Hasil analisis BET menunjukkan bahwa Temp-SFZ
memiliki luas permukaan yang lebih besar (418 m2/g), dibandingkan SFZ (390 m2/g) dan
Com-HZ yaitu (336 m2/g). Selain itu, data SEM mengkonfirmasi kehadiran nanopori
tambahan dengan terbuktinya terdapat pori baru yang ukurannya lebih besar jika
dibandingkan dengan SFZ dan Com-HZ. Analisis keasaman NH3-TPD menunjukkan dua
daerah puncak desorpsi pada suhu rendah dan tinggi untuk semua sampel dengan urutan
kekuatan asam: Temp-SFZ < SFZ < Com-HZ. Katalis yang telah dihasilkan diuji coba untuk
perengkahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkelanjutan. Analisis GC-DHA (Gas
Chromatography - Detailed Hydrocarbon Analysis) menunjukkan rendemen produk untuk
katalis Temp-SFZ (38-42 %) > SFZ (35-37%) > Com-HZ (34-37 %). Temp-SFZ
menghasilkan rendemen produk bensin (~ 92 %) lebih besar dibandingkan dengan SFZ dan
Com-HZ dengan rendemen bensin yang cukup rendah (62-86 %). Nilai RON (Research
Octane Number) dari Temp-SFZ mencapai 112, lebih tinggi dibanding SFZ dan Com-HZ
dengan nilai RON berkisar 102-111. Dengan demikian, Temp-SFZ terbukti memiliki
selektivitas dan aktivitas katalitik yang tinggi dalam menghasilkan produk bensin dari sumber
bahan bakar alternatif terbarukan.