digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Josephine Irene
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Limbah cair dari industri tahu mengandung zat tersuspensi dan organik yang jika dibuang langsung ke perairan dapat menurunkan kualitas air. Salah satu metode pengolahan limbah yang dapat dilakukan adalah dengan fikoremediasi, yakni memanfaatkan aktivitas mikroalga yang dapat mengasimilasi N dan P pada limbah cair tahu sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan. Mikroalga dapat menghasilkan berbagai senyawa berharga, seperti astaksantin. Penambahan elisitor asam salisilat dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi astaksantin pada mikroalga. Pemberian asam salisilat pada konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan serta produksi astaksantin pada mikroalga. Oleh karena itu, perlu diketahui konsentrasi asam salisilat yang tepat untuk menghasilkan biomassa serta kadar astaksantin yang tinggi. Pada penelitian ini, dilakukan kultivasi campuran mikroalga Chlorella vulgaris dan Nannochloropsis oculata dengan rasio 1:1 (v/v) selama 7 hari pada Open Raceway Pond (ORP) dengan volume kerja 55 L. Media pertumbuhan yang digunakan adalah limbah cair tahu dengan konsentrasi 16% (v/v) dari volume kerja. Pada hari ke-5, dilakukan variasi penambahan asam salisilat 0 ?M (kontrol), 20 ?M, dan 200 ?M. Penggunaan kultur campuran diharapkan dapat meningkatkan ketahanan terhadap kondisi abiotik dan biotik yang bervariasi, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya. Parameter yang diukur antara lain laju pertumbuhan spesifik, perolehan biomassa, produktivitas biomassa, klorofil-a, pH, kadar awal dan akhir nitrat, ortofosfat, BOD, COD, serta kadar astaksantin. Astaksantin diekstraksi dari biomassa mikroalga dengan metode maserasi, dan kadar astaksantin diukur dengan metode HPLC. Kultur campuran C. vulgaris dan N. oculata dengan penambahan asam salisilat 20 ?M menghasilkan pertumbuhan terbaik, dengan laju pertumbuhan spesifik (0,66/hari), perolehan biomassa (0,83 g/L), produktivitas biomassa (0,12 g/L.hari), klorofil-a (6,38 mg/L). Nilai pH selama periode kultivasi untuk variasi penambahan asam salisilat 20 ?M berkisar antara 9,08 hingga 10,22. Selain itu, dengan penambahan asam salisilat 20 ?M juga diperoleh hasil penurunan parameter limbah tertinggi, dengan persentase penurunan parameter nitrat (57,67%), ortofosfat (44,09%), BOD (62,48%), dan COD (56,72%). Produk yang dihasilkan berupa astaksantin, dengan kadar astaksantin tertinggi diperoleh pada variasi penambahan asam salisilat 20 ?M (0,30 mg/g berat kering bubuk mikroalga).