

BAB 1 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Muhammad Daffa Syafiril Islam
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki cadangan batubara yang melimpah dengan karakteristik
batubara yang bervariasi akibat dari proses pembentukannya. Perbedaan
karakteristik batubara akan berpengaruh terhadap cara pemanfaatannya, termasuk
dengan metode gasifikasi. Gasifikasi merupakan proses konversi batubara menjadi
gas melalui pembakaran tidak sempurna sehingga menghasilkan gas sintetis.
Dengan demikian, perlu dilakukan adanya penelitian untuk mengetahui pengaruh
dari perbedaan karakteristik batubara terhadap reaktivitas gasifikasi batubara.
Sampel yang digunakan berjumlah empat buah yang berasal dari Teweh Tengah -
Kalimantan Tengah (Cekungan Barito) dan Meulaboh - Aceh (Cekungan
Meulaboh). Metode pengujian reaktivitas gasifikasi difokuskan untuk menganalisis
karakteristik termal pada proses pirolisis dan gasifikasi. Karakteristik batubara
diinterpretasikan dari hasil analisis termogravimetri (TGA), hasil analisis
proksimat, analisis ultimat, nilai kalori, dan analisis petrografi batubara. Hasil dari
proses gasifikasi dengan medium 100% CO2 menunjukkan sampel MEU-01 dan
MEU-02 (Cekungan Meulaboh) dengan peringkat sub-bituminus C memiliki
reaktivitas yang lebih tinggi dibandingkan sampel KAL-01 dan KAL-02 (Cekungan
Barito) dengan peringkat high volatile A bituminous. Batubara dengan peringkat
lebih rendah akan lebih reaktif pada proses gasifikasi batubara karena memiliki
struktur yang lebih berpori, area permukaan aktif yang lebih luas, dan gugus fungsi
dengan kandungan oksigen yang lebih banyak. Komposisi maseral dan kandungan
mineral juga mempengaruhi reaktivitas gasifikasi. Namun, peringkat batubara
menjadi faktor dominan yang mempengaruhi reaktivitas gasifikasi pada penelitian
ini.