BAB 1 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Akhmad Maulana Putra Dewanto
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia memiliki sumber daya batubara yang sangat berlimpah, tetapi
pemanfaatan batubara secara konvensional berdampak pada pemansasn global dan
perubahan iklim. Oleh karena itu, perlu adanya diversifikasi pemanfaatan batubara
dengan metode yang lebih ramah lingkungan, salah satunya adalah metode
gasifikasi. Faktor penting dalam proses gasifikasi adalah reaktivitas gasifikasi.
Karakteristik batubara di Indonesia sangat beragam sehingga perlu dilakukan studi
untuk mengetahui perannya terhadap reaktivitas gasifikasi batubara. Studi ini
menggunakan dua sampel batubara. Sampel pertama atau BB-01 berasal dari
Cekungan Barito sedangkan sampel kedua atau BB-02 berasal dari Cekungan
Meulaboh. Analisis reaktivitas gasifikasi ditentukan dengan menggunakan analisis
termogravimetri – spektometri massa yang dilakukan dalam tiga segmen perlakuan.
Pertama, sampel dipanaskan dari 50°C hingga 900°C dengan kenaikan temperatur
10°C/menit menggunakan atmosfer argon (Ar). Kedua, sampel didiamkan selama
10 menit pada temperatur 900°C. Ketiga, atmosfer diubah menjadi 100% karbon
dioksida (CO2). Karakteristik batubara diinterpretasikan dari hasil analisis
proksimat, analisis ultimat, dan kandungan kalori. Hasilnya, kedua sampel memiliki
peringkat yang kurang lebih sama yaitu pada transisi Sub-bituminus B/C. Pada
proses gasifikasi, sampel BB-02 memiliki reaktivitas lebih tinggi dibandingkan
dengan sampel BB-01. Hal ini dipengaruhi oleh kandungan abu yang lebih tinggi
pada sampel BB-02. Senyawa anorganik dapat menjadi katalisator pada reaksi
gasifikasi. Kemudian, H2O & CO merupakan produk gas yang mudah terbakar
dominan dari gasifikasi untuk kedua sampel batubara.