digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pesatnya pembangunan di Kabupaten Subang sejak tahun 2013 dengan dibangunnya jalan tol Cipali serta ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten Subang membuat investasi dalam bidang industri meningkat, hal tersebut berdampak langsung terhadap Desa Wantilan yang tidak dapat mengelak dari transformasi yang terjadi, berawal dari desa berbasis pertanian kemudian berubah menjadi desa berbasis industri, tercatat sebelas industri besar sudah beroperasi ditambah dengan pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan yang sedang berlangsung, ratusan hektar lahan sedang dikembangkan diantaranya merenggut lahan pertanian yang telah mengalami pengurangan luasan lahan dari tahun 2013 seluas 410 hektar dan pada tahun 2020 menjadi 210 hektar yang dimungkinkan akan berdampak terhadap penghidupan petani, pada penelitian ini dibedakan antara petani dan buruh tani untuk melihat perbandingan dua golongan yang terdampak, fenomena tersebut merupakan studi yang menarik untuk dikaji, terlebih fenomena semacam ini semakin sering terjadi dibeberapa daerah seiring masifnya industrialisasi sehingga penting untuk mengetahui bagaimana penghidupan petani terdampak dalam menghadapi transformasi yang terjadi, untuk mengetahui hal tersebut penelitian ini mengadaptasi Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan yang diterapkan untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai modal penghidupan petani yang dianalisis melalui perbandingan kondisi sebelum dan sesudah alih fungsi lahan menggunakan uji wilcoxon dan penjabaran index penghidupan sebagai penggambaran kekuatan modal, selain itu terdapat analisis strategi penghidupan yang dianalisis menggunakan korelasi rank spearman untuk melihat korelasi antara modal penghidupan dan strategi penghidupan yang dijalankan dan disajikan pada kondisi waktu sebelum dan sesudah alih fungsi lahan, selanjutnya hasil startegi penghidupan dianalisis menggunakan uji wilcoxon untuk melihat perubahan hasil strategi penghidupan yang terjadi, untuk menyusun penelitian tersebut dilakukan menggunakan metode pendekatan campuran dengan strategi Eksplanatoris Sekuensial yaitu menyatukan data kuantitatif diikuti dengan data kualitatif dimana metode kuantitatif dominan dalam penjabaran analisis, data tersebut didapat melalui survey, kuesioner, observasi dan wawancara untuk menawarkan analisis secara komprehensif mengenai penghidupan petani di Desa Wantilan pada kondisi waktu tahun 2015 (pertama kali pembebasan lahan terjadi, sebagai patokan tahun terakhir kondisi sebelum alih fungsi lahan) dan 2023 sebagai penentuan rentang waktu kejadian alih fungsi lahan. Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan negatif pada modal penghidupan diantaranya modal manusia, alam, dan sosial yang terjadi pada petani dan buruh tani antara sebelum dan sesudah alih fungsi lahan, sementara modal fisik mengalami perubahan positif terutama terkait dengan fasilitas yangii terdapat di wilayah tempat tinggal, sementara pada modal keuangan memiliki perubahan positif pada variabel pinjaman, bantuan sosial, sementara terdapat perbedaan yang terjadi dimana variabel pendapatan dan tabungan petani memiliki perubahan positif sementara buruh tani mengalami hal sebaliknya. Pada analisis strategi penghidupan terdapat korelasi antara modal yang dimiliki dan strategi yang dipilih dimana para petani lebih condong menjalankan strategi yang “postif” (menimbun, memiliki pekejaan lain, dan peningkatan produksi/kualitas) sementara buruh tani menjalankan strategi yang “negatif” (membatasi, menguras, dan bantuan). Pada analisis hasil penghidupan selain terdapat perubahan negatif pada hasil penghidupan mengenai kesempatan bekerja & pendapatan pada buruh tani sementara para petani mengalami kondisi sebaliknya, sementara kesejahteraan meningkat tetapi memiliki catatan penurunan indikator pengeluaran pada buruh tani. Hasil tersebut menyatakan bahwa perubahan alih fungsi lahan lebih berdampak negatif pada buruh tani sedangkan para petani merasakan dampak positif hal tersebut tidak terlepas dari adanya uang hasil ganti rugi lahan yang dapat dimanfaatkan petani secara baik.