Pesatnya pembangunan di Kabupaten Subang sejak tahun 2013 dengan
dibangunnya jalan tol Cipali serta ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten Subang
membuat investasi dalam bidang industri meningkat, hal tersebut berdampak
langsung terhadap Desa Wantilan yang tidak dapat mengelak dari transformasi
yang terjadi, berawal dari desa berbasis pertanian kemudian berubah menjadi
desa berbasis industri, tercatat sebelas industri besar sudah beroperasi ditambah
dengan pengembangan kawasan industri Subang Smartpolitan yang sedang
berlangsung, ratusan hektar lahan sedang dikembangkan diantaranya merenggut
lahan pertanian yang telah mengalami pengurangan luasan lahan dari tahun 2013
seluas 410 hektar dan pada tahun 2020 menjadi 210 hektar yang dimungkinkan
akan berdampak terhadap penghidupan petani, pada penelitian ini dibedakan
antara petani dan buruh tani untuk melihat perbandingan dua golongan yang
terdampak, fenomena tersebut merupakan studi yang menarik untuk dikaji, terlebih
fenomena semacam ini semakin sering terjadi dibeberapa daerah seiring masifnya
industrialisasi sehingga penting untuk mengetahui bagaimana penghidupan petani
terdampak dalam menghadapi transformasi yang terjadi, untuk mengetahui hal
tersebut penelitian ini mengadaptasi Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan
yang diterapkan untuk mengidentifikasi permasalahan mengenai modal
penghidupan petani yang dianalisis melalui perbandingan kondisi sebelum dan
sesudah alih fungsi lahan menggunakan uji wilcoxon dan penjabaran index
penghidupan sebagai penggambaran kekuatan modal, selain itu terdapat analisis
strategi penghidupan yang dianalisis menggunakan korelasi rank spearman untuk
melihat korelasi antara modal penghidupan dan strategi penghidupan yang
dijalankan dan disajikan pada kondisi waktu sebelum dan sesudah alih fungsi
lahan, selanjutnya hasil startegi penghidupan dianalisis menggunakan uji wilcoxon
untuk melihat perubahan hasil strategi penghidupan yang terjadi, untuk menyusun
penelitian tersebut dilakukan menggunakan metode pendekatan campuran
dengan strategi Eksplanatoris Sekuensial yaitu menyatukan data kuantitatif diikuti
dengan data kualitatif dimana metode kuantitatif dominan dalam penjabaran
analisis, data tersebut didapat melalui survey, kuesioner, observasi dan
wawancara untuk menawarkan analisis secara komprehensif mengenai
penghidupan petani di Desa Wantilan pada kondisi waktu tahun 2015 (pertama kali
pembebasan lahan terjadi, sebagai patokan tahun terakhir kondisi sebelum alih
fungsi lahan) dan 2023 sebagai penentuan rentang waktu kejadian alih fungsi
lahan. Hasil penelitian menunjukan terdapat perubahan negatif pada modal
penghidupan diantaranya modal manusia, alam, dan sosial yang terjadi pada
petani dan buruh tani antara sebelum dan sesudah alih fungsi lahan, sementara
modal fisik mengalami perubahan positif terutama terkait dengan fasilitas yangii
terdapat di wilayah tempat tinggal, sementara pada modal keuangan memiliki
perubahan positif pada variabel pinjaman, bantuan sosial, sementara terdapat
perbedaan yang terjadi dimana variabel pendapatan dan tabungan petani memiliki
perubahan positif sementara buruh tani mengalami hal sebaliknya. Pada analisis
strategi penghidupan terdapat korelasi antara modal yang dimiliki dan strategi yang
dipilih dimana para petani lebih condong menjalankan strategi yang “postif”
(menimbun, memiliki pekejaan lain, dan peningkatan produksi/kualitas) sementara
buruh tani menjalankan strategi yang “negatif” (membatasi, menguras, dan
bantuan). Pada analisis hasil penghidupan selain terdapat perubahan negatif pada
hasil penghidupan mengenai kesempatan bekerja & pendapatan pada buruh tani
sementara para petani mengalami kondisi sebaliknya, sementara kesejahteraan
meningkat tetapi memiliki catatan penurunan indikator pengeluaran pada buruh
tani. Hasil tersebut menyatakan bahwa perubahan alih fungsi lahan lebih
berdampak negatif pada buruh tani sedangkan para petani merasakan dampak
positif hal tersebut tidak terlepas dari adanya uang hasil ganti rugi lahan yang dapat
dimanfaatkan petani secara baik.