Cekaman genangan merupakan salah satu cekaman lingkungan yang sangat mempengaruhi produktivitas tanaman. Cekaman ini umumnya terjadi ketika curah hujan yang tinggi berlangsung di lahan yang tidak rata, irigasi yang tidak tepat, drainase yang buruk, atau tekstur tanah yang padat. Cekaman genangan akan mengurangi kadar oksigen terlarut dalam tanah dan menciptakan kondisi hipoksia yang menyebabkan tanaman memberikan respons berupa perubahan morfologi, anatomi, dan fisiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh cekaman genangan terhadap perkembangan tanaman tomat yang meliputi pertumbuhan, morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) varietas SERVO F1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan, yaitu genangan 150% kapasistas lapang (KL), 175% KL, 200% KL, dan kontrol (100% KL) sebagai pembanding, dengan delapan pengulangan untuk masing-masing perlakuan. Bibit tomat berusia 28 hari setelah semai (HSS) ditanam dalam plastik polietilena transparan dan diberi perlakuan cekaman genangan selama 14 hari. Tanaman tomat kemudian ditumbuhkan hingga selesai berbunga dan berbuah. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan pada masa vegetatif dan reproduktif, serta perubahan morfologi, anatomi, dan fisiologi. Data pertumbuhan dianalisis dengan Anova dan uji lanjut dengan Tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman genangan yang diberikan kepada tanaman tomat berpengaruh pada pertumbuhan baik pada masa vegetatif maupun reproduktif. Di antara ketiga perlakuan, cekaman 200% KL memberikan respons penurunan paling nyata pada seluruh parameter yang diamati, yaitu tinggi tanaman (129,3 cm), jumlah daun (30,8), diameter batang (6,3 mm), panjang akar (15,6 cm), jumlah bunga (25,3), jumlah buah (1,8), bobot buah per tanaman (29,0 g), berat basah (22,8 g), berat kering (10,4 g), dan rasio akar tajuk (0,08). Parameter-parameter tersebut lebih rendah dan berbeda secara nyata bila dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan rasio akar tajuk, dapat dilihat bahwa pertumbuhan akar lebih terpengaruh dibandingkan dengan pertumbuhan pucuk. Tanaman yang diperlakukan dengan 200% KL juga membutuhkan waktu yang paling lama untuk membentuk bunga (28,8 HST), antesis bunga (31,8 HST), pembentukan buah (42,3 HST), dan pematangan buah (85,0 HST). Batang bagian bawah tanaman dengan cekaman genangan 200% KL juga membentuk lentisel hipertrofi dan akar adventif dengan jumlah terbanyak bila dibandingkan dengan dua
perlakuan genangan lainnya, sedangkan pada kontrol tidak terbentuk lentisel hipertrofi maupun akar adventif. Pembentukan aerenkim di bagian akar hanya tampak pada perlakuan 200% KL dan juga terjadi penurunan jumlah stomata terbuka dan jumlah stomata total paling signifikan bila dibandingkan dengan dua perlakuan lainnya dan kontrol. Analisis senyawa volatil akar menunjukkan bahwa terdapat 2 senyawa pada tanaman kontrol, 6 senyawa pada perlakuan 150% KL, dan 7 senyawa pada 175% dan 200% KL. Dua senyawa, yaitu asam oksalat dan metanol terdeteksi baik pada akar tanaman kontrol maupun perlakuan genangan. Asam oksalat merupakan senyawa yang dapat meningkatkan kapasitas antioksidan dan menunda penuaan tanaman di bawah cekaman genangan, sementara itu metanol merupakan senyawa yang terdapat pada jaringan yang sedang tumbuh dan peningkatan emisinya terjadi saat pembentukan aerenkim dan akar adventif. Lima senyawa lain yang terdapat pada akar tanaman yang terendam adalah etanol, tetradeuterometana, metanetiol, pentana, dan dimetil sulfida. Etanol merupakan metabolit yang disintesis dari proses respirasi anaerobik untuk mempertahankan suplai energi di bawah cekaman genangan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa cekaman genangan dapat menurunkan pertumbuhan dan produktivitas pada tanaman tomat (L. esculentum) varietas SERVO F1.