ABSTRAK Michelle K G Sihotang
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Limbah logam berat dari industri elektroplating menjadi ancaman serius bagi
lingkungan dan kesehatan manusia karena mencemari air dan tanah. Untuk mengurangi
kandungan logam berat dalam lingkungan dapat digunakan metode fitoremediasi.
Fitoremediasi melibatkan penggunaan tanaman yang memiliki sifat hiperakumulator
seperti tanaman ekor kucing (Typha latifolia) untuk meremediasi zat pencemar
sekaligus menawarkan potensi sebagai bahan baku dalam produksi gula pereduksi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan, akumulasi logam nikel,
dan efektivitas fitoremediasi logam nikel dengan tanaman T. latifolia serta pengaruh
kadar logam nikel pada tanaman terhadap perolehan gula pereduksi. Fitoremediasi
dilakukan terhadap limbah elektroplating dengan konsentrasi 385 ppm, 1100 ppm dan
kontrol. Hasil penelitian menunjukkan pada parameter relative growth rate (RGR)
terdapat korelasi negatif antara peningkatan konsentrasi nikel dalam limbah
elektroplating dengan laju pertumbuhan tanaman yaitu 2,1; 1,0; dan 4,1 g/hari pada 385
ppm, 1100 ppm dan kontrol. T.latifolia mengakumulasi logam nikel paling tinggi pada
akar sebanyak 47,67 mg/Kg. Hal ini dapat dilihat dari nilai BCF dan TF yang lebih
kecil dari 1 menunjukkan akumulasi logam nikel pada tanaman berlangsung secara
fitostabilisasi. T.latifolia juga menurunkan kadar nikel dalam limbah elektroplating,
dengan persentase removal nikel mencapai 99,979% dan 99,998% pada variasi 385
ppm dan 1100 ppn. Fitoremediasi dengan T. latifolia menurunkan kadar BOD dan
COD sebesar 67,16% dan 66,67%. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
peningkatan kadar logam nikel pada tanaman dapat menghambat proses degradasi
hemiselulosa dan selulosa dalam menghasilkan gula pereduksi. Penggunaan jamur
Aspergillus awamori pada tanaman T.latifolia hasil fitoremediasi juga menurunkan
perolehan gula pereduksi akibat adanya konsumsi gula pereduksi. Perolehan gula
pereduksi pada perlakuan 385 ppm dan 1100 ppm sebesar 0,263 dan 0,087 mg/g berat
kering substrat biomassa secara berurutan.