PT Ibu Berdaya Fintek (Ibu Berdaya) adalah layanan fintech peer to peer lending yang menghubungkan pemberi pinjaman perkotaan dengan pengusaha mikro di pedesaan yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK. Per 31 Desember 2020, Ibu Berdaya telah menyalurkan dana sebesar Rp 3,18 triliun (US$ 227 juta) dari sebagian besar pemberi pinjaman perkotaan kepada 569.417 pengusaha mikro perempuan di 18.900 desa di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
Berdasarkan laporan internal Ibu Berdaya, 83,12% pendapatan perusahaan berasal dari operasional cabang. Kemampuan cabang dalam menghasilkan pendapatan dan mempertahankan profitabilitas secara signifikan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Penelitian ini mencoba mencari parameter yang mempengaruhi probabilitas cabang di lembaga keuangan mikro serta merumuskan rekomendasi untuk meningkatkan margin keuntungan cabang. Kami menggunakan margin keuntungan cabang sebagai variabel dependen dan total 21 variabel independen terdiri dari 19 variabel internal dari laporan cabang Ibu Berdaya & 2 variabel eksternal (UMR dan PDRB).
Model regresi linier berganda pembelajaran mesin digunakan untuk mengembangkan variabel yang memiliki hubungan positif yang signifikan dengan profitabilitas cabang (margin laba). Perhitungan Varian Inflation Factor (VIF) dilakukan terlebih dahulu untuk menghilangkan multikolinearitas antar variabel independen. Untuk tujuan estimasi koefisien regresi masing-masing variabel, kami menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS). Model yang dihasilkan memiliki koefisien R-squared 92,12 yang menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencairan bulanan (pinjaman berurutan & pinjaman baru), umur cabang, dan jumlah account officer berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas cabang. Sedangkan total outstanding pinjaman yang telah jatuh tempo, rata-rata outstanding pinjaman baru, dan UMR di area cabang dapat menyebabkan penurunan margin laba cabang.
Untuk mempertahankan profitabilitas cabang pada tingkat yang sesuai, studi ini menyarankan untuk menjaga rasio optimal pencairan pinjaman berurutan
terhadap pencairan pinjaman baru, mengadopsi kebijakan matriks persetujuan pinjaman, dan memungkinkan peminjam terbanyak per account officer. Disarankan untuk melakukan penelitian tambahan untuk memahami bagaimana UMR pada area operasi cabang berkorelasi dengan kinerja cabang.