digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bahan bakar fosil telah lama mendominasi pasokan energi global, mencapai sekitar 80% dari total energi pada tahun 2020. Tetapi, krisis energi global di tahun 2022 menyoroti kerentanan dari ketergantungan ini yang mendorong upaya global untuk beralih ke energi terbarukan. Indonesia aktif merespons tren ini dengan mempercepat transisi ke energi terbarukan. Presiden Indonesia telah mengeluarkan regulasi Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional. Dalam menanggapi informasi ini, PT Kencana Energi Lestari Tbk memberikan respon positif dan melihatnya sebagai peluang untuk mengembangkan proyek-proyek terkait energi terbarukan. Pada tahun 2023, perusahaan mengalokasikan USD 30 juta untuk rencana pengembangan energi terbarukan dan berencana menjalankan proyek energi terbarukan senilai USD 100 juta di Filipina, sesuai dengan visinya untuk menjadi penyedia energi terbarukan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk mendanai rencana ini, perusahaan berencana untuk mengalokasikan USD 9 juta dari kas internalnya dan masih perlu mendapatkan USD 121 juta dari sumber pembiayaan eksternal, yang dapat berupa utang, ekuitas, atau kombinasi. Namun saat ini, struktur modal PT Kencana Energi Lestari Tbk terdiri dari 43,45% utang jangka panjang dan 56,55% ekuitas, menghasilkan rasio utang- ekuitas (DER) sebesar 76,84%, yang menyimpang dari rata-rata DER industri sebesar 35,92%. Deviasi yang didominasi oleh proporsi utang tinggi dalam struktur modalnya menunjukkan bahwa struktur modal saat ini belum optimal. Untuk menentukan biaya modal terendah yang akan memaksimalkan nilai perusahaan, metode Weighted Average Cost of Capital (WACC) digunakkan dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, struktur modal yang direkomendasikan terdiri dari 34% utang dan 66% ekuitas dengan biaya modal optimal sebesar 12,2868%. Untuk mewujudkan rencana pengembangan energi terbarukan, perusahaan harus mendapatkan USD 23.947.572,54 melalui utang dan USD 97.052.427,46 melalui ekuitas.