ABSTRAK Alya Nazhifa Febrianti
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PT X merupakan perusahaan pemimpin industri rol baja di Indonesia yang setiap tahunnya memproduksi sekitar 2,5 juta ton produk baja. Salah satu pabrik yang terdapat pada PT X adalah pabrik Hot Strip Mill (HSM) yang memproduksi produk hot rolled coil, sheet, dan plate. Pada pabrik HSM, terdapat Dinas Roll & Bearing Preparation yang bertugas untuk menyiapkan rol untuk proses produksi di pabrik HSM. Pekerjaan yang dilakukan pada dinas tersebut melibatkan tenaga kerja manusia dengan postur kerja yang janggal dalam jangka waktu yang cukup lama serta melibatkan gerakan fisik yang repetitif. Hal ini dapat menimbulkan risiko keluhan dan gangguan pada sistem otot rangka para pekerja atau yang biasa disebut dengan musculoskeletal disorders (MSDs). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang intervensi ergonomi pada pekerjaan di Dinas Roll & Bearing Preparation yang mampu mengurangi potensi bahaya ergonomi pada pekerja.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI) 9011:2021 terkait pengukuran dan evaluasi potensi bahaya ergonomi di tempat kerja. Terdapat lima pekerjaan yang diteliti, yaitu operator mesin CNC pulpit atas, operator movable car, operator mesin CNC pulpit bawah, operator mesin gerinda manual dan planner. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat cukup banyak potensi bahaya ergonomi pada pekerjaan-pekerjaan tersebut. Selain itu, ditemukan juga bahwa usia, masa kerja, status merokok, durasi tidur dalam sehari, kelelahan fisik yang dirasakan, serta stasiun kerja berhubungan signifkan dengan tingkat risiko keluhan MSDs yang dirasakan pekerja pada berbagai bagian tubuh. Dari hasil analisis potensi bahaya ergonomi dan analisis faktor yang mempengaruhi tingkat risiko keluhan MSDs tersebut, dirancang usulan intervensi dalam bentuk perbaikan desain stasiun kerja serta pengendalian administratif.
Perancangan perbaikan desain stasiun kerja dilakukan berdasarkan antropometri pekerja dan mengacu pada prinsip perancangan stasiun kerja dan desain pekerjaan. Didapatkan hasil perbaikan desain stasiun kerja yang mampu mengurangi potensi bahaya ergonomi pada pekerja, dengan total skor risiko sebelum intervensi berkisar antara 3-12 dan total skor risiko setelah intervensi berkisar antara 1-2.