Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 11 tentang kota dan permukiman
berkelanjutan, memiliki target untuk menjamin akses bagi semua terhadap
perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata
kawasan kumuh pada tahun 2030. Namun, sampai saat ini, permukiman kumuh
terus bertumbuh secara liar pada setiap kota di Indonesia. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi lokasi permukiman kumuh pada tahun 2030 di Kota
Makassar. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data
sekunder terkait persebaran permukiman kumuh Kota Makassar pada tahun 2018,
2020, 2021, serta data terkait dugaan faktor faktor pendorong permukiman kumuh
di Kota Makassar pada tahun 2018 dan 2020. Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini berupa analisis regresi logistik biner yang bertujuan untuk
mengidentifikasi faktor faktor pendorong pertumbuhan permukiman kumuh,
analisis pertumbuhan permukiman kumuh menggunakan pemodelan cellular
automata, serta analisis hotspots permukiman kumuh untuk mengetahui lokasi
konsentrasi permukiman kumuh pada tahun 2030. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor faktor yang signifikan mendorong pertumbuhan permukiman kumuh
adalah tingkat kepadatan bangunan, persentase penduduk miskin setiap
kecamatan, jarak terhadap garis pantai, serta jarak terhadap bangunan industri.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada tahun 2030 terjadi pengurangan
luasan kumuh sebesar 36.947,4 m2 atau sebesar 0,037 Km2. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi permukiman kumuh yang tinggi pada
tahun 2030 di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo,
Kecamatan Tamalate, Kecamatan Panakkukang, serta Kecamatan Kepulauan
Sangkarrang.