digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Andi Adzan Bintang Hawari
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» ITB

Pemerintah Indonesia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 11 tentang kota dan permukiman berkelanjutan, memiliki target untuk menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar, serta menata kawasan kumuh pada tahun 2030. Namun, sampai saat ini, permukiman kumuh terus bertumbuh secara liar pada setiap kota di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi permukiman kumuh pada tahun 2030 di Kota Makassar. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder terkait persebaran permukiman kumuh Kota Makassar pada tahun 2018, 2020, 2021, serta data terkait dugaan faktor faktor pendorong permukiman kumuh di Kota Makassar pada tahun 2018 dan 2020. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis regresi logistik biner yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor pendorong pertumbuhan permukiman kumuh, analisis pertumbuhan permukiman kumuh menggunakan pemodelan cellular automata, serta analisis hotspots permukiman kumuh untuk mengetahui lokasi konsentrasi permukiman kumuh pada tahun 2030. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor yang signifikan mendorong pertumbuhan permukiman kumuh adalah tingkat kepadatan bangunan, persentase penduduk miskin setiap kecamatan, jarak terhadap garis pantai, serta jarak terhadap bangunan industri. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada tahun 2030 terjadi pengurangan luasan kumuh sebesar 36.947,4 m2 atau sebesar 0,037 Km2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi permukiman kumuh yang tinggi pada tahun 2030 di 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalate, Kecamatan Panakkukang, serta Kecamatan Kepulauan Sangkarrang.