digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Vania Suteja
PUBLIC Dewi Supryati

Beras merupakan salah satu bahan pokok yang mempunyai musim tanam dan panen. Salah satu provinsi yang memproduksi beras terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat. Namun, sifat musiman dari produksi beras mengakibatkan fluktuasi harga dan stok di pasar. Pemerintah pusat sudah mencoba mengendalikan ketersediaan beras, salah satunya dengan program Sistem Resi Gudang (SRG). Pada saat panen, harga komoditas cenderung rendah. Petani dapat menitipkan komoditasnya berupa Gabah Kering Giling (GKG) maupun beras di Gudang SRG. Kemudian bukti Resi Gudang dapat digunakan sebagai jaminan di bank. Setelah terjadi kenaikan harga komoditas di pasar, petani dapat menjual komoditas dari SRG. Akan tetapi dalam pelaksanaannya Sebagian besar Gudang SRG di Jawa Barat tidak digunakan. Dalam penelitian ini dikembangkan model simulasi dengan metode dinamika sistem untuk memetakan rantai pasok beras di Jawa Barat. Simulasi mempertimbangkan proses tanam, perubahan harga, dan pemanfaatan Gudang SRG. Tujuannya adalah mencari skenario terbaik dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang (SRG) dalam menjaga ketahanan pangan dan harga di Jawa Barat. Selain itu, diharapkan pendapatan sektor pertanian beras dapat meningkat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemanfaatan SRG saja dalam rantai pasok beras di Jawa Barat tidak terlalu mempengaruhi harga eceran di pasaran dan pendapatan sektor pertanian. Peningkatan nilai di gudang SRG dapat dilakukan dengan menyediakan penggilingan beras di setiap Gudang SRG. Dengan kebijakan ini, Gudang SRG dapat menjadi Gudang satelit untuk penyimpanan beras sehingga stok lebih terjaga dan tersebar di Jawa Barat. Skenario lain yang dapat dilakukan adalah pembangunan Pusat Distribusi Provinsi (PDP) Jawa Barat. Dengan adanya PDP, petani memiliki kepastian tempat untuk menjual komoditasnya dengan harga yang terjamin. PDP dapat dikombinasikan dengan SRG sebagai gudang cadangan penyangga bahan pokok di Jawa Barat. Peningkatan kesejahteraan petani juga dapat dilakukan dengan penggunaan metode yang lebih modern serta melakukan peningkatan nilai produk. Program Petani Milenial diluncurkan untuk mendorong inovasi di bidang pertanian, salah satunya padi.