digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hotlas Wira Nanda
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Jamur tiram banyak dikonsumsi masyarakat sebagai salah satu pilihan bahan makanan karena mengandung banyak nutrisi penting yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Tingginya kesadaran masyarakat akan hal tersebut membuat permintaan jamur tiram kian meningkat. PT Gaya Green Srikandi, salah satu pelaku usaha budidaya jamur tiram, belum mampu memenuhi jumlah permintaan perusahaan sehingga perusahaan selalu berusaha mencari cara untuk meningkatkan produksi perusahaan. Selain itu, perusahaan masih belum memaksimalkan pemanfaatan kapasitas yang dimiliki perusahaan dan belum memiliki model perencanaan produksi jamur tiram yang formal. Oleh sebab itu, fokus penelitian ini adalah membuat model perencanaan produksi dengan mempertimbangkan kapasitas produksi pada setiap proses produksi jamur tiram yang dimiliki perusahaan. Model perencanaan produksi pada penelitian ini dikembangkan menggunakan metode linear programming untuk menentukan total jumlah produksi baglog harian dalam satu tahun. Pencarian solusi model perencanaan produksi ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IBM ILOG CPLEX Optimization Studio 12.10.0. Model ini menghasilkan keputusan jumlah produksi baglog harian. Setelah jumlah produksi baglog harian diperoleh, hasil tersebut dialokasikan ke masing-masing kumbung dengan menyesuaikan dengan aturan standar perusahaan beserta jadwal proses produksinya. Berdasarkan solusi model linear programming tersebut, diperoleh bahwa total jumlah produksi baglog harian untuk periode perencanaan satu tahun sebanyak 1.222.036 baglog dengan jumlah produksi baglog harian terbagi atas 4500 baglog, 2276 baglog, dan 0 baglog. Artinya, terdapat hari saat perusahaan tidak perlu melakukan kegiatan produksi baglog. Dengan melakukan perbandingan dengan data historis pada bulan Oktober 2022 sampai Mei 2023, model penelitian ini menghasilkan kenaikan jumlah produksi baglog dan potensi jumlah panen jamur tiram sebesar 57,45%. Dengan mengimplementasikan solusi model ini, perusahaan dapat meningkatkan persentase kemampuan pemenuhan permintaan jamur tiram perusahaan dari 46,31% menjadi 72,92%. Dengan memanfaatkan pasokan jumlah jamur tiram dari petani lokal, perusahaan dapat memenuhi permintaan jamur tiram perusahaan dan mengurangi pasokan jumlah jamur tiram dari petani lokal sebesar 1,36%.