digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Chicha Nursagita
PUBLIC Dewi Supryati

Kecelakaan kereta api banyak terjadi di Indonesia, negara berkembang bahkan di dunia. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kecelakaan kereta api tersebut adalah faktor menusia yaitu kelelahan masinis. Banyaknya metode atau alat identifikasi kelelahan, salah satunya Fatigue and Risk Idex Calculator (FRIC), namun validasinya masih belum dapat dipastikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Fatigue and Risk Idex Calculator (FRIC) sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelelahan yang memadai pada masinis kereta api di Divisi Regional IV PT. Kereta Api Indonesia (KAI). Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan oleh PT KAI untuk kelak diimplementasikan di seluruh Daerah Operasi maupun Divisi Regional (DivRe) dalam menetapkan kebijakan terkait manajemen kelelahan sebelum masinis melakukan perjalanan dinas sehingga dapat meningkatkan performansi pekerjaannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu membandingkan hasil pengukuran kelelahan pada FRIC dengan hasil pengukuran subjektif dan objektif. Pengukuran subjektif meliputi hasil kuesioner evaluasi dan kuesioner identifikasi kelelahan (Karolinska Sleepiness Scale (KSS) dan Visual Analogue Scale (VAS) dan NASA-TLX). Sedangkan pengukuran objektif meliputi pengukuran Sustained Attention Test (SAT) serta Blink Duration (BD). Analisis statistik yang dilakukan yaitu standarisasi, uji normalitas, uji friedman twoway ANOVA, uji Wilcoxon Signed Ranks dan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fatigue and Risk Index Calculator memiliki perbedaan dengan semua metode pengukuran subjektif maupun objektif, namun tidak dapat perbedaan dengan VAS Awal. Dalam pengujian korelasi juga hanya terjadi korelasi dengan shift, durasi kerja, commuting time dan penyakit kronis. Dimana shift, durasi kerja dan commuting time merupakan variabel input pada FRIC, sedangkan tidak adanya korelasi dengan faktor-faktor kelelahan lainnya. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai validasi FRIC yang rendah. Hal ini mungkin terjadi karena variabel pada FRIC hanya meliputi sebagian kecil faktor kelelahan, padahal banyak sekali faktor kelelahan lain yang mungkin dapat berkontribusi. Sehingga diusulkan model dalam identifikasi kelelahan pada FRIC namun perlu dilakukan uji dan penelitian lebih lanjut dalam realisasi hal tersebut.