digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan tren fashion terus bergerak dari waktu ke waktu. Di Indonesia sendiri saat ini tren fashion yang sedang berkembang adalah thrifting atau jual beli pakaian bekas impor. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor dari pakaian bekas meningkat signifikan yaitu sebesar 607.6% (tahun ke tahun) periode Januari-September 2022. Hal ini menimbulkan permasalahan yaitu, sejauh ini impor pakaian bekas sudah memotong market share UMKM di industri fashion 15-20%. Hal ini disebabkan masyarakat terutama Young adulthood lebih menyukai membeli pakaian bekas impor ketimbang membeli pakaian brand lokal, hal ini didukung dari hasil preliminary research. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu faktor apa yang mempengaruhi minat beli Young adulthood terhadap pakaian bekas impor. Berdasarkan studi sebelumnya dan hasil preliminary research, penulis menggunakan delapan faktor yang memiliki hubungan pengaruh dengan minat beli yaitu, frugality, environmental consciousness, need for status, need for uniqueness, fashion involvement, reference group, perceived quality, dan bargain hunting. Metode penelitian menggunakan survey online questionnaire dan dianalisis menggunakan descriptive text dan PLS SEM dengan software SmartPLS. Total responden yang terdapat dalam questionnaire sebanyak 356, yaitu Young adulthood yang tinggal di Indonesia dengan persyaratan setidaknya pernah membeli pakaian bekas impor minimal dua kali dalam kurun waktu 3 tahun kebelakang. Hasil dari studi ini menemukan bahwa need for uniqueness, fashion involvement, reference group, dan perceived quality mempengaruhi minat beli pakaian bekas impor secara signifikan. Disisi lain, environmental consciousness dan need for status secara tidak langsung mempengaruhi minat beli pakaian bekas impor melalui variabel mediasi yaitu bargain hunting. Frugality disisi lain, memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap minat beli pakaian bekas impor dan pengaruh tidak langsung yang signifikan juga melalui bargain hunting. Hasil dari temuan ini memberikan wawasan untuk brand fashion lokal tentang faktor apa yang mempengaruhi minat beli Young adulthood terhadap pakaian bekas impor.