digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagai Kota Pulau, Kota Batam memiliki tingkat kerentanan yang cukup tinggi, baik terhadap perubahan iklim dan kenaikan muka air laut, maupun terhadap tekanan antropogenik sebagai akibat dari aktivitas manusia yang menyebabkan degradasi lingkungan dan penurunan sumber daya. Salah satu faktor antropogenik yang mengancam kerentanan wilayah Kota Batam adalah pengelolaan sampah, mengingat tingginya jumlah penduduk dan intensitas kegiatan ekonomi di Kota Batam yang kegiatan ekonomi utamanya merupakan kegiatan industri, perdagangan dan pariwisata. Berbeda dengan pengelolaan sampah pada wilayah perkotaan besar yang dapat mengandalkan fasilitas regional, pengelolaan sampah di kota pulau harus dilakukan secara terintegrasi karena karakteristik geografisnya yang terisolir dengan lahan yang terbatas, sehingga diperlukan suatu solusi cerdas dan berkelanjutan untuk meningkatkan ketangguhan Kota Batam sebagai kota pulau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengelolaan sampah cerdas dan berkelanjutan di Kota Batam berdasarkan 5 (lima) dimensi yaitu tata kelola, ekonomi, sosial, lingkungan dan teknologi, serta menganalisis strategi pengelolaan sampah yang sesuai untuk dikembangkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis konten, analisis skoring, dan pembobotan, serta analisis SWOT untuk mengetahui faktor internal dan eksternal, dan strategi pengembangan pengelolaan sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengelolaan sampah di Kota Batam telah mencapai level terintegrasi, telah berjalan cukup baik khususnya pada dimensi tata kelola, ekonomi, dan sosial, namun perlu peningkatan signifikan pada dimensi lingkungan dan dimensi teknologi. Sementara itu, strategi pengembangan pengelolaan sampah yang sesuai adalah strategi pengembangan kekuatan untuk menghadapi ancaman, yang difokuskan pada: (1) penyelesaian permasalahan lahan peruntukan fasilitas persampahan; (2) integrasi kebijakan penanganan sampah laut dalam kebijakan pengelolaan sampah daerah; serta (3) peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat.