Prediksi cuaca numerik regional terus mengalami perkembangan dalam
memprakirakan cuaca terutama prakiraan kejadian hujan lebat. Salah satu upaya
dalam mengurangi tingkat kesalahan dalam keakurasian model WRF yaitu
melakukan perbaikan dalam initial model dengan asimilasi data uap air. Perbaikan
model dengan asimilasi uap air dapat mendeteksi uap air lebih baik yang berpotensi
dalam konvergensi, pembentukan awan konvektif hingga hujan. Sehingga dalam
penelitian ini dilakukan perbaikan initial model dengan melakukan asimilasi data
uap air dari satelit Global Navigation Satellite System (GNSS) dalam pada
prakiraan hujan lebat 1 Januari 2020 di Jakarta.
Penelitian ini menggunakan model prediksi cuaca numerik regional Weather
Research and Forecasting Data Asimilation (WRFDA) dengan metode Three
Dimensional Variational (3DVAR). Data asimilasi yang digunakan yaitu data
Precipitable Water Vapor (PWV) dan Zenith Tropospheric Delay (ZTD) dari GNSS.
Hasil simulasi dengan asimilasi kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi
model tanpa asimilasi.
Berdasarkan hasil simulasi penelitian ini, secara kuantitatif rata-rata error model
eksperimen asimilasi PWV saja dengan eksperimen asimilasi kombinasi data PWV
dan ZTD memiliki nilai bias yang lebih rendah di beberapa titik observasi curah
hujan Stasiun Meteorologi di Jakarta. Model skenario asimilasi PWV dan model
skenario dengan kombinasi asimilasi PWV dan ZTD memiliki magnitudo yang
lebih besar pada prediksi PWV dibandingkan dengan model tanpa asimilasi.
Moisture flux dari seluruh skenario memperlihatkan adanya transportasi uap air dari
utara yang bertemu dengan angin dari selatan mengakibatkan konvergensi yang
cukup kuat di wilayah Jakarta bagian utara dengan nilai konvergensi terbesar
dihasilkan dari skenario asimilasi data PWV yang kemudian diikuti dengan puncak
curah hujan yang tinggi diwilayah Jakarta. Selain itu, hasil model skenario PWV
dan kombinasi PWV dan ZTD mampu mengurangi bias pada prediksi PWV.
Sehingga model asimilasi PWV saja dan kombinasi PWV dan ZTD mampu
meningkatkan performa model. Sedangkan tidak terdapat perubahan yang
signifikan pada skenario dengan asimilasi ZTD dibandingkan dengan skenario
tanpa asimilasi.