Terdapat satu tahapan berbeda yang hanya dapat dijumpai pada proses kerja teknik
cetak litografi di antara teknik cetak seni grafis lainnya, yaitu ketika sebuah gambar
yang telah diolah secara kimiawi pada permukaan batu, dihapus hingga bersih
namun pada akhirnya gambar tersebut dapat muncul kembali berkat prinsip tolakmenolak antara air dan minyak. Potongan proses tersebut memantik gagasan
penulis terhadap penciptaan sebuah karya seni rupa yang visualnya dapat muncul
dan hilang dengan sendirinya tanpa meninggalkan jejak fisik material seni grafis.
Pola muncul dan hilang tersebut memiliki kemiripan dengan fenomena daya
manusia menyerap dan memaknai nilai informasi jejak artistik seni grafis dalam
konteks budaya layar. Melalui pemahaman terhadap ekspansi konvensi seni grafis
ini, penulis menemukan adanya mekanisme jejak grafis yang lebih luas dengan
memanfaatkan matriks yang tercipta dari material ferrofluid, sebuah material cair
yang dapat merespons gaya magnet sehingga bentuk fisiknya dapat berubah-ubah.
Sifat unik material ini mampu mengubah jejak konvensional menjadi sebuah visual
seni grafis yang bersifat time-based art, di mana matriks gambar dapat muncul dan
hilang dengan sendirinya membentuk pola pengulangan teks visual unik hitamputih
yang dipengaruhi aksi-reaksi medan magnet dan ferrofluid. Hasil pola visual
kemudian didokumentasikan ke dalam wujud tangkapan foto dan dicetak ulang
pada lembaran-lembaran kertas untuk menegaskan proses eliminasi atas citraan
artistik yang utuh akibat persebaran informasi.