Perubahan iklim diacu oleh fenomena perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka
panjang. Potensi besar yang menyebabkan perubahan iklim dan mendorong
terjadinya pemanasan global muncul oleh peningkatan konsentrasi gas rumah kaca
(GRK). Sektor transportasi termasuk dalam kategori pemberi kontribusi terbesar
terhadap permasalahan iklim karena menghasilkan emisi karbon dan meningkatkan
gas rumah kaca (GRK). Pada tahun 2022, Kota Bandar Lampung mengalami
kenaikan suhu dan menjadi kota terpanas ke-5 di Indonesia dan kota terpanas ke-1
di Pulau Sumatera. Karakteristik Kota Bandar Lampung yang saat ini sedang giat
melakukan beragam aktivitas transportasi, industri, jasa, serta kegiatan lainnya
tentunya akan berpengaruh pula pada peningkatan emisi GRK. Beberapa program
pengurangan emisi sektor transportasi sudah diimplementasikan di Kota Bandar
Lampung namun belum terlaksana secara optimal. Penelitian ini menghitung
potensi penurunan emisi karbon GRK berdasarkan produksi emisi skenario BAU
dari sektor transportasi. Hasil penelitian menunjukan sektor transportasi darat
menghasilkan emisi sebanyak 1.872.501.068 Kg CO2/Liter pada tahun 2031.
Apabila seluruh program dilaksanakan dengan optimal dan terintegrasi antar satu
sama lainnya, potensi emisi yang dapat diturunkan ialah sebanyak 46,722%.
Penting bagi pemerintah Kota Bandar Lampung untuk memperhatikan potensi ini,
dan diharapkan pemerintah kota dapat mengupayakan dan melaksanakan seluruh
program secara optimal untuk me