digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Naura Hajidah Imani
PUBLIC Irwan Sofiyan

Kecelakaan akibat mengebut seringkali terjadi pada jalan tol di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan tersebut adalah dengan memasang Marka Pengurang Kecepatan. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektifitas Marka Pengurang Kecepatan yang berada di ruas jalan Tol Cikampek – Palimanan lajur (a) KM 150+300 dan lajur (b) KM 150+800 serta menganalisis persepsi dan perilaku pengguna jalan terhadap marka tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada lokasi marka di KM 150+300 terjadi penurunan kecepatan rata-rata kendaraan sebesar 9% dan penurunan kecepatan 85-persentil kendaraan sebesar 11%. Sementara, pada lokasi marka di KM 150+800 terjadi penurunan kecepatan rata-rata kendaraan sebesar 13% dan penurunan kecepatan 85-persentil kendaraan sebesar 11%. Hasil tersebut didukung oleh hasil uji t untuk sampel yang berpasangan dan hasil uji one-way ANOVA yang menunjukkan bahwa penurunan kecepatan tersebut signifikan pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji efektifitas dengan menggunakan metoda N-Gain Score menunjukkan bahwa marka pengurang kecepatan memiliki efektivitas sedang dalam mengurangi kecepatan rata-rata kendaraan, hal ini didasarkan pada N-Gain Score sebesar 36,2% dan 34,1% untuk lokasi marka di KM 150+300 dan KM 150+800. Sementara, marka tersebut memiliki efektifitas sedang dalam mengurangi kecepatan 85-persentil kendaraan di lokasi marka pada KM 150+300, namun memiliki efektifitas rendah dalam mengurangi kecepatan 85-persentil kendaraan di lokasi marka pada KM 150+800. Hal ini didasarkan pada N-Gain Score sebesar 30,6% dan 25,0% untuk lokasi marka di KM 150+300 dan KM 150+800. Selanjutnya, hasil analisis terhadap kecepatan individual kendaraan sebelum dan saat melintasi marka pengurang kecepatan menunjukkan sebanyak 81% kendaraan menurunkan kecepatannya, 12% kendaraan meningkatkan kecepatannya, dan sisanya 7% mempertahankan kecepatan kendaraannya saat melintasi marka. Selain itu, terdapat 32% kendaraan yang berpindah lajur untuk menghindari marka tersebut. Hasil-hasil tersebut sejalan dengan hasil survey persepsi pengguna jalan terhadap marka pengurang kecepatan, dimana mayoritas 59% responden menyatakan bahwa marka tersebut efektif dalam menurunkan kecepatan kendaraan.