Kawasan pengembangan berorientasi transit adalah sebuah area/wilayah dengan
pemanfaatan lahan beragam yang didukung oleh lingkungan yang dapat dilalui
dengan berjalan kaki. TOD dapat menjadi solusi untuk permasalahanpermasalahan perkotaan. Salah satu pengembangan TOD yang direncanakan
adalah TOD Sukaresmi. Seharusnya, pembangunan kawasan simpul transit
Sukaresmi sudah dilaksanakan sejak tahun 2019, tetapi pembangunan mengalami
penundaan akibat adanya refocusing anggaran. Selain itu, rencana kawasan
simpul transit Sukaresmi secara geografis berdekatan dengan sungai dan
memiliki risiko bencana alam longsor. Acapkali pengembangan TOD
diasumsikan sebagai pembangunan area stasiun dan sekitarnya, tanpa
memperhatikan relasi saling menghidupi antara sistem transit dan aktivitas di
stasiun dan sekitarnya. Maka dari itu, diperlukan studi untuk mengetahui dan
mengidentifikasi kelayakan kawasan simpul transit Sukaresmi dalam mewujudkan
kawasan berprinsip TOD skala sub-kota dengan mempertimbangkan kriteria dan
indikator dari kawasan TOD sub-kota.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif yang bersifat
eksploratif dengan pendekatan berjenis evaluasi dan preskriptif. Metode kualitatif
digunakan untuk merumuskan analisis deskriptif dari analisis dokumen
perencanaan, kondisi faktual, dan evaluasi. Metode kuantitatif digunakan dalam
menghitung jumlah hunian, kepadatan populasi, kepadatan pekerja, persentase
guna lahan, dan intensitas pemanfaatan ruang. Kriteria dan indikator yang
digunakan dalam mengidentifikasi kawasan simpul transit Sukaresmi dibagi
menjadi pengembangan sistem transportasi dan pengembangan dalam radius 800
meter dari simpul transit Sukaresmi, dengan masing-masing 3 dan 26 indikator.
Penelitian ini menyimpulkan Kawasan Sukaresmi belum cukup layak untuk
dijadikan sebagai kawasan berorientasi transit (TOD) skala sub-kota.